OpenSea Diretas, Ratusan NFT Dicuri Senilai Rp21,3 Miliar

21 Februari 2022, 21:12 WIB
Cypto dan NFT Diprediksi Tak Akan Berkelanjutan Karena Alasan Ini Menurut Pakar: Berhubungan Dengan Web3. Worldspectrum / Pexels /

SUARA TERNATE - Ratusan non-fungible token (NFT) dari pengguna OpenSea dilaporkan dicuri dalam serangan phising yang terjadi pada Sabtu, 19 Februari 2022, waktu setempat.

Dikutip dari The Verge, Senin 21 Februari 2022, dokumen yang disusun oleh layanan keamanan blockchain PeckShield mencatat terdapat 254 token yang dicuri selama serangan, termasuk token dari Decentraland dan Bored Ape Yacht Club.

Sebagian besar serangan terjadi antara pukul 17.00 dan 20.00 ET (Eastern Time) yang menargetkan total 32 pengguna. Seorang yang menjalankan blog "Web3 is Going Great", Molly White, memperkirakan token yang dicuri bernilai lebih dari 1,7 juta dolar AS atau sekitar Rp24,3 miliar.

Baca Juga: Anthony Elanga Terkena Lemparan Koin Fans Leeds, 9 Oknum Ditangkap Polisi

Hal yang serupa juga dikatakan CEO OpenSea, Devin Finzer melalui akun Twitter-nya. Ia mematahkan rumor yang beredar bahwa peretasan itu telah menyebabkan kehilangan 200 juta dolar AS. Menurutnya, penyerang memiliki 1,7 juta dolar AS Ethereum di dompetnya dari menjual beberapa NFT yang dicuri.

“Kami menduga serangan itu tidak terhubung ke situs OpenSea. Tampaknya 32 pengguna sejauh ini telah menandatangani muatan berbahaya dari penyerang, dan beberapa NFT mereka dicuri," kata Finzer.

Ia mengatakan bahwa serangan tersebut tampaknya tidak aktif pada saat ini, pihaknya juga belum melihat aktivitas berbahaya dari akun penyerang dalam kurun waktu dua jam. Menurut Finzer, beberapa NFT telah dikembalikan.

Baca Juga: Film Death On the Nile Merangsak di Puncak Box Office China

Serangan itu tampaknya telah mengeksploitasi fleksibilitas dalam Protokol Wyvern, standar sumber terbuka yang mendasari sebagian besar kontrak pintar NFT, termasuk yang dibuat di OpenSea.

Seorang pengguna di Twitter bernama Neso menggambarkan bahwa serangan terjadi setelah target menandatangani kontrak parsial atau cek yang dibiarkan kosong. Dengan tanda tangan itu, penyerang bisa mengalihkan kepemilikan NFT tanpa pembayaran. Penjelasan dari Neso itu juga dibagikan oleh Finzer di Twitter.

Sebagai informasi, Phising adalah upaya memanfaatkan laman situs palsu untuk mengelabui calon korban. Laman situs untuk phising akan terlihat mirip dengan website resmi dan menggunakan nama domain yang mirip.

Baca Juga: Cedera Diogo Jota Dikabarkan Memburuk dari Dugaan Awal, Begini Penjelasan Juergen Klopp

NFT sendiri merupakan token digital yang bertindak seperti sertifikat keaslian yang mewakili kepemilikan. Aset NFT bisa bermacam-macam, berkisar dari gambar ilustrasi hingga barang koleksi.

OpenSea telah menjadi salah satu perusahaan marketplace NFT yang paling populer. OpenSea menyediakan antarmuka yang mudah bagi pengguna mulai dari tahap mendaftar, menelusuri, hingga menawar token tanpa berinteraksi langsung dengan blockchain.

Saat serangan itu terjadi, OpenSea sedang dalam proses memperbarui sistem kontraknya. Meski demikian, OpenSea membantah bahwa serangan itu berasal dari kontrak baru.***

Editor: Ahmad Zamzami

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler