SUARA TERNATE - Gelombang pasang yang menghantam pesisir Ternate sejak Sabtu 4 Desember hingga 6 Desember 2021 mengakibatkan puluhan rumah dan jalan rusak. Sejumlah warga terpaksa mengungsi akibat luapan air laut tersebut.
Masyarakat yang beraktifitas di sekitar pelabuhan dan pesisir kemudian diminta waspada akan ancaman gelombang tinggi ekstrem, dan pasang maksimum hingga 9 Desember mendatang.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Meteorologi Maritim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Eko Prasetyo, berdasar pantauan kondisi atmosfer terkini, terdapat pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin aktif di Laut Cina Selatan.
Baca Juga: Dihantam Gelombang Pasang, Pemkot Ternate Tetapkan Status Siaga Bencana
”Hal itu memberikan dampak yang signifikan pada peningkatan tinggi gelombang di wilayah Perairan Natuna,” ujar Eko seperti dikutip Suara Ternate dari Antara.
Baca Juga: Dihantam Gelombang Pasang, Warga Ternate di Dua Kelurahan Diamakan ke Lokasi Pengungsian
Eko menambahkan, hal itu didukung dengan kondisi kecepatan angin signifikan berkisar 25¬–30 knot terpantau di Samudra Pasifik timur Filipina juga memberikan dampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di wilayah utara Indonesia bagian timur.
Kondisi ini juga bersamaan dengan fase bulan baru dan kondisi Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) yang berpotensi menyebabkan peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan dan potensi banjir pesisir,” jelas Eko.