Terkait Luhut, Tom Lembong: Kita Adu Data dan Analisa Biar Masyarakat Yang Menilai

- 30 Januari 2024, 19:11 WIB
Tom Lembong Wakil Co Captein Timnas AMIN (tangkap layar Ig@tomlembong)
Tom Lembong Wakil Co Captein Timnas AMIN (tangkap layar Ig@tomlembong) /

SUARA TERNATE - Tom Lembong, Wakil Co-Captein Timnas AMIN, bersedia adu data dan analisis dengan Menko Luhut Binsar Pandjaitan, terkait industri nikel.

Hal itu, disampaikan Tom Lembong, di Markas Timnas AMIN, Jakarta, Senin(29/1/2024). Adapun, kata Tom, dirinya sudah berdiskusi dengan Muhaimin soal undangan Luhut.

“Pak Muhaimin, saya tadi pagi kebetulan mendampingi beliau ke Surabaya, kampanye di sana, dan kita diskusi banyak,” tutur Tom Lembong, dikutip dalam video Kompas TV.

Baca Juga: Timnas AMIN Akui Tom Lembong Sebagai Aset Kampanye Yang Laku Mendapat Kepercayaan Rakyat

“Pak Muhaimin sangat welcome, sangat positif terhadap apa, undangan Pak Menko Maritim, yang mungkin juga sekalian mewakili Pak Prabowo (capres nomor urut 2 Prabowo Subianto), kita menanggapi sangat positif.”

Sementara, terkait kritik-kritik yang disampaikan Luhut, Tom mengaku pihaknya mulai menanggapinya satu per satu.

“Mulai kita tanggapi satu per satu. Saya kira ini sangat positif bagi publik, diskusi yang terbuka, kita adu data, kita adu analisa, biar nanti masyarakat yang bisa menilai,” ucapnya.

Baca Juga: Gibran Singggung Tom Lembong Saat Debat Dengan Cak Imin Terkait LFP, Begini Karier dan Prestasi Thomas Lembong

Adapun, diberitakan sebelumnya, Luhut menasihati Tom agar tidak memberikan informasi-informasi yang dianggap tidak akurat.

"Ini saya titip pada Tom (Lembong), Anda walaupun sudah tidak di government lagi, jangan menceritakan yang tidak baik, padahal tidak sepenuhnya benar di luar," ucap Luhut pada video yang diunggah di akun Instagram pribadinya.

Luhut lantas menyebut salah satu kekeliruan yang disampaikan Tom terkait harga nikel. Bahkan, ia mengakui harga komoditas nikel di tingkat global memang tengah mengalami kelesuan.

Terkait hal tersebut, dia juga menegaskan, tren harga nikel tersebut harus dilihat secara jangka panjang. Karena, semua komoditas pertambangan ada kalanya mengalami fluktuasi.

Baca Juga: Pemerintah Eksploitasi Nikel Habis-Habisan Cak Imin Sebut Kerusakan Alam Menunjukan Indonesia Butuh Perubahan

"Anda harus lihat data panjang 10 tahun. Kan Anda pebisnis juga. Siklus komoditi itu naik turun. Apakah batu bara, nikel, timah, atau emas. Apa saja," tutur Luhut.

"Tapi, kalau kita melihat selama 10 tahun terakhir ini, harga nikel dunia itu di 15 ribuan dolar AS (per ton). Bahkan pada 2014-2019, periode hilirisasi mulai dilakukan, harga rata-rata nikel itu cuma 12 ribuan dolar AS,” jelasnya.

Editor: Randi Ishab

Sumber: kompas tv


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah