SUARA TERNATE - Dari 12 cabang olahraga (cabor) yang diikuti Maluku Utara (Malut) di PON XX Papua, 9 cabor gagal membawa pulang medali.
Pencapaian Maluku Utara (Malut) di PON XX di Papua, benar-benar seret. Alih-alih medali emas, mendulang medali perak saja tidak mampu. Dari 12 cabor yang diikuti, hanya tiga cabor yang membawa pulang medali perunggu.
Masing-masing disumbangkan atlet Muathay kelas 57 kg Putra lewat M Vicky Muhclis, kemudian sepatu roda 200 meter putri atas nama Nurul Nazwa dan tinju putri kelas 45 kg atas nama Metrina Nenohay.
Baca Juga: Teh Bunga Biru Ternate Berbahan Baku 'Clitoria Ternatea' Diburu Pasar Dunia, Ini Manfaatnya
Ketiga atlet pun berhak mendapatkan bonus masing-masing sebesar Rp 75 juta yang telah dijanjikan KONI Malut.
Sementara 9 cabor masing-masing Atletik, Balap Motor, Bulutangkis, Dayung, Karate, Pencak Silat, Sepakbola, Futsal, Tae Kwon Do, gagal meraih medali. Termasuk tim Futsal yang meraih medali perak pada PON XIX di Jawa Barat (Jabar) tahun 2016.
Baca Juga: Tersandung Kasus Gelar Sarjana Palsu, Polwan Pecatan Polda Maluku Utara Gugat Rektor UMMU
Mundurnya Sunan Agung Amoragam yang berhasil menyumbangkan medali emas di kelas terbang 52 kg pada PON XIX Jabar di PON XX Papua lantaran kecewa dengan minimnya perhatian Pemerintah Provinsi Maluku Utara, turut mempengaruhi capaian medali kontingan Malut.
Selain Sunan Agung, petinju kelas terbang 49 kg M Wawan Darmawan juga tidak dibawa di PON XX Papua. Padahal, di PON XIX Jabar, Wawan berhasil menyumbangkan medali perunggu.