Network
SUARA TERNATE - Terletak di atap bangunan tua abad ke-16 di jantung Reggio Emilia, Via Mari 10– dinamai berdasarkan nama dan nomor jalan– bukanlah kebun anggur biasa. Tidak hanya ukurannya yang sangat kecil, ia juga memiliki hasil anggur tahunan yang sangat sederhana.
Namun, hal yang paling aneh tentang anggur Via Mari 10 adalah kamu tidak boleh meminumnya. Pemilik kebun anggur menganggap 29 atau lebih botol anggur yang diproduksi setiap tahun sebagai karya seni yang harus dikumpulkan dan dikagumi daripada dikonsumsi.
Jika tetap ingin meminumnya, kamu diharapkan membayar 5.000 dolar Amerika Serikat (AS), atau setara Rp74 juta, untuk sebotol anggurnya.
“Anggur saya adalah bentuk ekspresi artistik, provokasi filosofis, sesuatu untuk disimpan di ruang tamusehingga Anda dapat mengobrol dengan teman-teman dan memberi tahu mereka tentang orang gila yang meletakkan kebun anggur di atapnya,” Tulio Masoni, pemilik dari Via Mari 10, mengatakan kepada CNN.
Baca Juga: Astaga, Kucing Ini Terjebak di Pohon Beracun Selama Dua Pekan
“Jika melihat roda sepeda di ruang tamu daripada di bengkel, Anda akan menyadari betapa indahnya itu. Kebun anggur saya seperti itu: Tidak terduga; itu merangsang otak; itu memicu pemikiran baru.”
Masoni mendirikan kebun anggur yang tidak biasa setelah menjual kebun anggur pedesaan yang diwarisi dari ayahnya. Pada saat itu, dia pikir mengoperasikan kebun anggur tidak akan masuk akal secara finansial, tetapi dia kemudian menyesalinya, jadi dia memutuskan untuk memulai kebun anggur mininya sendiri di atas palazzo abad pertengahan. Dia menanam anggur di lahan seluas 18 meter persegi.
Tanaman merambat Sangiovese yang membentuk Via Mari 10 dilaporkan diberi makan dengan telur, pisang, rumput laut, dan kotoran burung bulbul, terlepas dari kebisingan perkotaan yang menurut Tulio Masoni memberi mereka keunggulan dibandingkan tanaman anggur pedesaan. Namun, itu tidak berarti banyak, mengingat Anda tidak seharusnya minum anggur.
