Kiprah Ahli Botani Asal Jepang Berjualan Jamu Tradisional Indonesia

12 Oktober 2022, 14:25 WIB
Naofumi Nomura, ahli botani yang menjual jamu tradisional Indonesia. (ANTARA/Juwita Trisna Rahayu) /

SUARA TERNATE - Naofumi Nomura, pria asal Jepang, ini meramu dan menjual jamu tradisional Indonesia sejak 2014.

Keinginannya meramu jamu Indonesia berawal saat dia belajar botani di hutan Indonesia. Dari situ, dia mulai tahu bahan meramu jamu.

Kepada Antara, peraih gelar Ph.D dari Universitas Kyoto itu mengatakan, jamu punya khasiat untuk kesehatan dan mengobati penyakit. Dari sinilah niatnya mengenalkan jamu khas Indonesia sebagai obat alternatif muncul.

“Di Jepang itu adanya obat China saja, obat China dan obat Jawa itu berbeda, jadi saya mau kasih tahu ke orang Jepang,” katanya.

Baca Juga: BPOM: Pengetahuan Masyarakat terkait Jamu masih Harus Ditingkatkan

Dia mengatakan, masyarakat Jepang hidup di lingkungan yang lebih hangat daripada masa lampau karena perubahan cuaca dan pengaruh teknologi, seperti pendingin atau penghangat ruangan. Oleh karena itu, dia ingin membuat jamu dikenal di Jepang guna menjaga kesehatan masyarakat Jepang.

Jamu-jamu dengan merek “Tetes Manis” itu di antaranya kunyit asam, beras kencur, temulawak, pegagan, campuran dan jamu set. Satu kemasan kantong kecil jamu yang berisi 100 ml dibandrol mulai dari 650 yen (Rp70.000) hingga 800 yen (Rp85.000).

Dia mengaku berkomitmen tidak menggunakan bahan kering untuk membuat jamu, tetapi memakai bahan yang segar langsung diimpor dari Indonesia.

“Saya selalu menjaga resep tradisional jamu Indonesia, jadi saya tidak pakai bahan-bahan kering. Saya pakai jahe, temulawak yang segar,” kata pria yang sempat tinggal di Solo, Jawa Tengah, untuk mendalami jamu itu.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja untuk 17 Formasi Jabatan

Naofumi juga mengaku selalu merasakan dan mengecek terlebih dahulu rasa dan kualitas jamu yang ia buat sebelum dijual.

Untuk cita rasa jamu, lanjut dia, lebih disesuaikan kepada selera orang Jepang pada umumnya yang lebih menyukai rasa manis.

“Karena saya orang Jepang, jamunya sedikit lebih manis daripada jamu Indonesia karena orang-orang Jepang terbiasa makanan camilan manis dan rasa manis ini bisa diterima oleh mereka,” katanya.

Ke depannya, Naofumi berharap bisa mendirikan pabrik jamu di Indonesia yang bisa mengekspor jamu ke Jepang.

Baca Juga: Pentingnya Jaga Asupan Karbohidrat, Kunci Tubuh Sehat Selama Puasa Ramadan

Dia mengaku tidak tertarik untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan jamu yang sudah tersohor di Indonesia karena mereka menggunakan bahan-bahan dan menjual jamu kering atau bubuk.

“Saya ingin membuat jamu yang segar, jadi di masa yang akan datang saya ingin mengenalkan jamu gendong ke orang-orang Jepang,” katanya.

Saat ini, Naofumi masih menjual produk jamu di sebuah toko di Tokyo dan belum berminat untuk menjual secara daring.

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler