Jokowi Minta PSSI Hentikan Liga 1 Sampai Prosedur Keamanan Dilakukan

2 Oktober 2022, 11:03 WIB
Presiden Jokowi minta PSSI hentikan Liga 1 untuk sementara. /Tangkapan layar Kanal Youtube Sekretariat Presiden

SUARA TERNATE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi Tragedi Kanjuruan, Malang, Jawa Timur. Peristiwa itu mengakibatkan setidaknya 129 orang penonton meninggal dunia pada laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

"Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya 129 orang saudara-saudara kita dalam tragedi sepakbola di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur," ucap Jokowi, di Youtube Sekretariat Presiden, Minggu, 2 Oktober 2022.

Jokowi mengatakan telah meminta Menteri Kesehatan dan Gubernur Jawa Timur untuk memonitor khususnya layanan medis bagi korban. Dia berharap korban tragedi ini mendapat layanan kesehatan terbaik di rumah sakit atau klinik.

"Saya juga telah memerintahkan kepada Menpora, Kapolri, dan Ketua PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepakbola, dan prosedur pengamanan penyelenggaraannya," ucap dia.

Baca Juga: Eks Waketum PSSI: Tragedi Kanjuruhan Lebih Parah dari Tragedi Heysel dan Hillsborough

Jokowi mengatakan khusus kepada Kapolri, dia telah meminta untuk melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini.

"Saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur keamanan dilakukan," kata dia.

Jokowi menyesalkan tragedi ini. Dia berharap tragedi ini menjadi yang terakhir sepakbola di Tanah Air.

"Jangan sampai terjadi lagi tragedi kemanusiaan ini di masa yang akan datang. Sportivitas rasa kemanusiaan dan rasa persaudaraan bangsa harus kita jaga bersama," ucap dia.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mencabut izin penyelenggaraan sementara seluruh kompetisi liga yang dilakukan PSSI sebagai bahan evaluasi harkamtibmas.

"Disamping, menganalisa sistem pengamanan yang dilaksanakan oleh aparat kepolisian dalam mengendalikan kericuhan di sepak bola," kata Sugeng.

Baca Juga: Gara-gara Gas Air Mata, Tragedi di Lima, Peru Bermula

Kericuhan dalam tragedi tragis itu berawal dari kekecewaan suporter tim tuan rumah yang turun ke lapangan tanpa dapat dikendalikan oleh pihak keamanan. Bahkan, aparat kepolisian yang tidak sebanding dengan jumlah penonton, secara membabi buta menembakkan gas air mata sehingga menimbulkan kepanikan terhadap penonton yang jumlahnya ribuan.

"Akibatnya, banyak penonton yang sulit bernapas dan pingsan. Sehingga, banyak jatuh korban yang terinjak-injak di sekitar Stadion Kanjuruhan Malang," kata dia.

Menurut Sugeng, penggunaan gas air mata di stadion sepak bola sesuai aturan FIFA dilarang. Hal itu tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 huruf b disebutkan bahwa sama sekali tidak diperbolehkan mempergunakan senjata api atau gas pengendali massa.

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: YouTube Sekretariat Presiden

Tags

Terkini

Terpopuler