Network
SUARA TERNATE - Sebelum ada internet, informasi menjadi sangat mahal. Cara orang bertukar informasi membutuhkan biaya dan ongkos kirim yang mahal.
Untuk itu, orang mengembangkan teknik untuk menyampaikan informasi sebanyak mungkin di atas kertas sesedikit mungkin.
Ketika manusia hidup di zaman ketika kertas, alat tulis, dan biaya perangko umumnya terjangkau, sedemikian rupa sehingga kebanyakan dari kita menerima begitu saja.
Tetapi hal-hal tidak selalu seperti ini. Kembali di era Perang Saudara Amerika Serikat dan hingga tahun 1900-an, kertas tempat surat ditulis dan biaya perangko sangat mahal sehingga orang harus menulis di selembar kertas ke berbagai arah untuk menghemat uang.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja untuk 17 Formasi Jabatan
Teknik ini disebut cross-writing, atau cross-hatching, dan meskipun tampaknya tidak dapat dibaca, pada masa itu semua orang sudah terbiasa dan dapat membaca setiap kata dengan mudah.
Huruf silang pada dasarnya dimulai sebagai huruf biasa. Tapi, ketika penulis mencapai bagian bawah halaman, alih-alih mengambil selembar kertas baru. Penulis akan membalik halaman tertulis ke samping dan menulis di atas garis tertulis.
Dalam kasus ekstrim, ahli menulis silang bisa menulis tidak hanya di sudut kanan, tetapi juga secara diagonal.
Melihat huruf-huruf antik yang disilangkan, mereka lebih terlihat seperti teka-teki yang harus dipecahkan, tetapi menurut para ahli, praktik ini sangat umum selama tahun 1800-an sehingga siapa pun yang bisa membaca juga bisa membaca jenis huruf ini.
