Dokter Suntik Setelah Pasien Wafat, Keluarga Minta Penjelasan Dirut RSUD Chasan Boesoirie Ternate

- 29 April 2023, 20:39 WIB
Ilustrasi pasien rumah sakit disuntik
Ilustrasi pasien rumah sakit disuntik /Pixabay/Htc Erl

SUARA TERNATE - Tindakan dokter di RSUD Chasan Boesoirie Ternate yang menyuntik pasien wafat dipertanyakan pihak keluarga.

Hal ini dipertanyakan oleh keluarga dari pasien BPJS kesehatan atas nama Kida M Saleh (68), yang meninggal dunia di RSUD Chasan Boesoirie Ternate pada Rabu, 26 April 2023 kemarin dan sempat jadi polemik soal pelayanan.

Tindakan penyuntikan itu, didokumentasikan oleh keluarga pasien, menggunakan telepon seluler.

Baca Juga: Pasien BPJS Meninggal Jadi Polemik, Dirut Chasan Boesoirie Ternate Akui Ruang ICU Terbatas

Setelah itu, pada Jumat kemarin, 28 April 2023, keluarga pasien sempat mendatangi RSUD Chasan Boesoirie Ternate, dan ingin meminta kejelasan pihak rumah sakit, soal suntikan itu.

Salah satu keluarga pasien, Heri Pulhaupessy pada SuaraTernate mengatakan, selain protes SOP rumah sakit, pihak keluarga juga pertanyakan suntikan dokter setelah pasien sudah meninggal.

"Kami keluarga perlu pertanyakan dengan tindakan dokter setelah ibu kami meninggal, dokter malah memberikan suntikan ke jasad ibu kami," ujar Heri.

Baca Juga: Demi Pemenuhan Pangan Ke Industri Tambang, Pemda Maluku Utara Bangun Akses Jalan Antar Kabupaten

Oleh sebab itu, kedatang Heri dengan saudaranya di rumah sakit, ingin meminta kejelasan dari direktur rumah sakit.

Terpisah, Direktur Utama (Dirut) RSUD Chasan Boesoirie Ternate, Awia Assagaf saat dikonfirmasi hal tersebut, belum bisa memberikam keterangan lebih lanjut.

Alwia mengaku, sejauh ini tidak mengetahui penyuntikan tersebut. Untuk itu, dirinya perlu berkoordinasi ke dokter dan perawat yang bertugas saat itu.

Baca Juga: Satu-satunya Pusat Penanganan Jantung Di Maluku Utara Bakal Dibangun Tahun Ini

Dia menegaskan, persoalan penyuntikan yang dibeberkan oleh pihak keluarga pasien, belum diketahui secara detail, sehingga perlu upaya  konfirmasi dulu.

"Yang jelas kita harus konfirmasi kepada para pelaksana di situ," ujar Alwia mengakhiri.

Sekedar diketahui, selain pertanyakan soal suntikan dokter, sebelumnya pihak keluarga protes terkait pelayanan RSUD Chasan Boesoirie Ternate terhadap pasien BPJS Kesehatan Kida M Saleh.

Pihak keluarga protes lantaran pasien yang dalam kondisi kritis tidak dipindahkan ke ruang ICU supaya mendapat penanganan lebih serius.   

Di sisi lain, pihak rumah sakit beralasan, kalau ruang ICU lagi full, sehingga pasien saat itu  dirawat di raung khusus IGD.

Selain itu, keluarga pasien diperhadapkan dengan masalah tunggakan BPJS Kesehatan Kida M Saleh sebesar 4 juta lebih, dan denda senilai 2 juta lebih yang harus dilunasi.

Usai melunasi tunggakan dan denda yang di dalamnya sudah termasuk biaya inap pasien di ICU, nyatanya pasien masih belum bisa dipindah ke ICU. hingga akhirnya meningga dunia di ruang IGD.

Hal ini kemudian membuat keluarga pasien emosi, dan marah soal pelayanan dokter dan sejumlah nakes yang sedang bertugas di ruang IGD, karena dianggap merugikan pasien. Bahkan kemarahan itu sempat viral di media sosial.***

Editor: Asri Sikumbang


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah