Baca Juga: Kapan Sekolah di Ternate Bisa Pembelajaran Tatap Muka Penuh? Ini Jawaban Dinas Pendidikan
"Pancasila adalah dasar negara, pandangan hidup bangsa. Yang menyatukan suku-suku, adat, keyakinan, pikiran, itu ada di Pancasila. Kalau dasar ini dicabut, hilang negara," katanya.
Menurutnya, 4 Pilar tersebut tidak hanya cukup dimengerti, tapi harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. "Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini akan kuat jika nasionalisme kita tumbuh. Anak-anak kita mulai kecintaannya pada nasionalisme berkurang. Padahal cinta nasionalisme ini sangat penting," tuturnya.
Baca Juga: Punya Firasat Tajam, Hati-Hati Kalau Punya Pasangan Dibawah Naungan Lima Zodiak Ini
Gus Jazil mengatakan, dulu setelah era Reformasi, dibentuk UU Otonomi Daerah. Sejumlah daerah dimekarkan. Salah satunya Maluku Utara yang merupakan hasil dari Otonomi Daerah.
Di antara tujuannya yaitu untuk memperpendek pelayanan pemerintahan dan mempercepat kemajuan daerah. "Kenapa sekarang kita belum maju-maju, jangan salahkan siapa-siapa. Salahkan diri kita sendiri karena belum pintar-pintar," urainya.
Baca Juga: Alasan Ini yang Bikin Wamenag Anggap STQ Nasional XXVI di Maluku Utara Luar Biasa
Padahal, salah satu mandat atau amanah Reformasi, bagaimana caranya agar Indonesia maju lebih cepat.
"Pilihannya memasukkan 20 persen anggaran negara untuk pendidikan agar masyarakat Indonesia menikmati pendidikan dan memiliki daya saing sehingga tidak tertinggal. Sekaya apapun sumber daya kita kalau masyarakat kita belum pintar, SDM kita belum unggul, pasti ada orang lain yang memintari kita," katanya.
Baca Juga: Terungkap! Oknum Polantas yang Pakai Mobil Patroli untuk Pacaran Ternyata...