Kisah Traumatik Polisi Saat Hadapi KKB Papua: Jalan Kaki 1 Km dengan Luka Tembak di Punggung

31 Agustus 2021, 02:54 WIB
Ilustrasi. Aparat TNI Polri lakukan Pengamanan Pasacaserangan KKB Papua. /dok.foto/Divisi Humas Polri/

SUARA TERNATE - Pengalaman mencekam saat berhadapan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, diceritakan Perwira Pertama (Pama) Iptu Anton Tonapa yang kini bertugas di Polda Sulawesi Selatan.

Saat itu Anton Tonapa dikirim ke Papua untuk bertugas sebagai Komandan Tim (Dantim) Bravo 9 Belukar.

"Saya datang ke Papua untuk menjaga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," ucap Anton.

Baca Juga: Tujuh Hari Tak Ditemukan, Hairudin Sudi Resmi Dinyatakan Hilang

Kisah mencekam yang dialami Anton bermula ketika melakukan eksekusi penindakan terhadap KKB Papua pada 26 April 2021.

Saat timnya melakukan observasi di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, terdengar suara tembakan 3 kali yang mengarah kepada Bharada I Komang Wira Natha, salah satu prajurit Bravo 9 Belukar.

Tembakan tersebut kemudian mengenai lengan, punggung, dan kaki Komang.

Anton terkejut ketika mendapati prajuritnya terkena tembakan dan memerintahkan timnya untuk segera melakukan evakuasi terhadap Komang.

Baca Juga: VIDEO: Blokir Jalan dengan Perahu, Warga Jambula Tuntut Pertamina dan Pemkot Ternate Penuhi Kebutuhan Nelayan

Saat melakukan evakuasi, serangan KKB Papua masih terus berlanjut. Giliran Anton yang terkena tembakan di punggung.

Anton mengatakan, punggungnya terasa kram dan mati rasa saat ditembus timah panas.

Meski dalam keadaan terluka, evakuasi melalui helikopter atau mobil tidak bisa dilakukan karena penyerangan masih berlangsung.

Akhirnya, Anton dan timnya terpaksa melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman dengan berjalan kaki.

"Saya dalam keadaan luka dan berdarah, berjalan kaki sejauh satu kilometer," ucap Anton dikutip Pikiran-rakyat.com dari Antara pada 29 Agustsu 2021.

Baca Juga: Catat! Ini Waktu Menyaksikan Hari Tanpa Bayangan Matahari di Indonesia

Saat tiba di lokasi yang lebih kondusif, akhirnya Anton beserta timnya bisa dievakuasi menggunakan helikopter Polri.

Trauma

Setelah mengalami kejadian itu, Anton mengaku masih mengalami trauma dalam waktu yang lama.

Setiap kali mendengar suara tembakan, Anton refleks melindungi diri. Anton juga kerap gelisah setiap kali naik mobil.

"Di situ saya trauma, semuanya terasa menghantui," tutur Anton.

Polri memberikan fasilitas berupa pengobatan kepada setiap prajurit yang mengalami luka akibat pertempuran dengan KKB Papua.

Polri juga memfasilitasi Anton untuk menjalani terapi memulihkan kondisi kejiwaannya yang sempat dilanda trauma.

Menurut catatan Polri, total ada 14 ASN Polri yang menjadi disabilitas akibat kecelakaan saat bertugas, baik karena terkena peluru maupun granat.***

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: Pikiran Rakyat ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler