SUARA TERNATE - Beberapa waktu yang lalu penghapusan mural berwajah mirip Presiden Joko Widodo masih menjadi pro dan kontra.
Publik makin menyoroti penghapusan mural bertema kritik pemerintah tersebut, usai para petugas berseragam mengecat ulang mural yang diduga wajah Jokowi dengan tulisan 404 not found.
Tindakan ini memicu tanggapan jika pemerintah takut akan mural yang bersifat mengkritik.
Baca Juga: Refly Harun: Orang yang Mengkritik Presiden dengan Mural Tak Boleh Dihukum
Tak hanya menghapus gambar, para senimannya pun diburu pihak kepolisian.
Berkesempatan hadir di Mata Najwa yang tayang pada 18 Agustus 2021 di layar kaca, Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar mengungkapkan penilaiannya.
Haris Azhar secara pribadi mengatakan ia berterima kasih kepada para seniman mural yang dengan berani mengekspresikan bentuk kritik terhadap pemerintahan.
"Justru saya mau bilang begini, saya mau bilang terima kasih ya sama teman-teman yang bikin mural itu," tutur Haris Azhar.
Menurutnya justru sebagai warga negara, patutnya berutang budi kepada para seniman mural.
Dalam kesempatan itu Haris Azhar bahkan menyebut para seniman mural yang berani mengkritik wajah pemerintahan, layaknya para nabi yang muncul di kehidupan saat ini.
"Kita utang budi itu, itu alarm demokrasi jalan, kita utang budi dengan mereka, mereka luar biasa," ujar Haris Azhar.
"Menurut saya mereka, kalau saya pinjam bahasa dalam agama mereka adalah nabi-nabi kehidupan kita ini, dalam tanda kutip," ucapnya lagi menambahkan.
Haris Azhar juga munuturkan apa yang dilakukan oleh para seniman mural itu telah dijamin oleh konstitusi.
Bahkan ia menilai seharusnya mural diperbanyak di berbagai tempat, selain memperindah, gambar para seniman juga memberikan edukasi.
"Justru seharusnya kita memperbanyak mural di banyak tempat, karena dia memberikan keindahan buat kita sekaligus kita teredukasi," tuturnya lagi.***