Mengenal Penulis Asal Sunda Lasminingrat, di Google Doodle

- 29 Maret 2023, 17:40 WIB
Lasminingrat di Google Doodle
Lasminingrat di Google Doodle /google.com/

Suara Ternate - Terharu, melihat perempuan yang merupakan penulis, hari ini diperingati google sebagai Google doodle di hari ulang tahunnya. Siapakah dia? Raden Ayu Lasminingrat sosok perempuan dan sekaligus penulis asal Sunda, yang diperingati Google Doodle di ulang tahunnya yang ke- 169.

Raden Ayu Lasminingrat merupakan penulis asal Sunda, lahir di Garut, Jawa Barat pada tanggal 29 Maret 1854. Dari pasangan Pasutri, Raden Haji Muhamad Musa dan Raden Ayu Ria.

Penulis asal Sunda ini memiliki jasa yang besar bagi perempuan di tanah air. "Lasminingrat, yang telah membuka jalan bagi generasi masa depan perempuan di Indonesia," tulis Google di lamannya.

Perempuan yang acap disebut Google Dooble Lasminingrat itu, punya keinginan yang tinggi terhadap perempuan di Indonesia. Bahkan, beliau menginginkan agar perempuan dapat memiliki kesetaraan dengan laki-laki.

Termasuk karena dia salah satu perempuan yang gemar menulis dan fasih belajar bahasa Belanda pada masanya. Sehingga, banyak pelajaran yang dapat diambil dari perjuangannya.

Lantas berkat kemampuan dan keinginan yang dimilikinya, dia pun kemudian mengadopsi dongeng dari Eropa ke dalam bahasa Sunda.

Walau begitu, dia tidak menyerah untuk kemajuan kaum perempuan. Atas semangatnya itu dan untuk mimpi yang besar, dia lalu mengembangkan literasi untuk anak-anak pribumi di Indonesia.

Karyanya Untuk Anak Pribumi

Hasil dari kemampuannya mengadopsi dongeng dari Eropa itulah, Lasminingrat, pada 1875-1876 kemudian menerjemahkannya dalam bahasa Sunda.

Beberapa buku di antaranya, yakni Warnasari jilid 1 & 2 dan Carita Erman. Buku-buku merupakan hasil terjemahan Lasminingrat dari karya Christoph Van Schmid penulis cerita anak-anak berkebangsaan Jerman.

Sementara, dilansir pada laman Dinas Kebudayaan DIY jogjaprov.go.id, Lasminingrat mulai mengajar anak-anak Indonesia pada 1879. Selain itu, membacakan anak-anak buku yang telah di adaptasi, memberikan pendidikan moral, dan juga psikologi dasar.

Bahkan, karyanya seperti Carita Erman dicetak dalam bahasa akasara Jawa dan pada 1922 menggunakan aksara Latin. Karya itu kemudian melahirkan anak-anak pribumi Indonesia mengenal pendidikan dan budaya Internasional.

Karyanya itu, baik Warnasari dan Carita Erman pada saat itu menjadi buku pelajaran resmi di masanya. Bahkan, dia dijuluki sebagai "Ibu Literasi Pertama Indonesia".

Mendirikan Sekolah Keutamaan Istri

Lasminingrat pun kemudian mendirikan sekolah keutamaan istri pada 1907 dan mendapat dukungan dari pemerintah Hindia-Belanda. Sehingga, pada 12 Februari 1913 disahkan sebagai organisasi bernama Vereeneging Keutaman Istri Scholen.

Lalu, pada 2007 pemerintah Garut mengusulkan nama Lasminingrat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Hingga, pada 2010 ditunda karena masih banyak hal persyaratan yang harus dilengkapi.

Sampai pada 2021 lalu, Lasminingrat namanya sempat diusulkan. Akan tetapi, gelar pahlawannya belum kunjung diakui secara nasional.

Editor: Randi Ishab

Sumber: jogjaprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x