Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan, Penting Untuk Hidupkan Amalan Ini

- 11 April 2023, 11:24 WIB
Ilustrasi berdoa saat malam di sepuluh hari terakhir Ramadhan
Ilustrasi berdoa saat malam di sepuluh hari terakhir Ramadhan /Mila Okta Safitri/

Suara Ternate - Ramadhan adalah bulan istimewah. Sehingga, umat Islam berbondong-bondong mencari keistimewaan Ramadhan dan khususnya di sepuluh malam terakhir. Berbeda dengan bulan-bulan lainnya.

Hengky Ferdiansyah, Dosen Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarih Hidyatullah Jakarta, dalam tulisannya menyebutkan tentang sepuluh malam terakhir Ramadhan yang bersumber dari hadits salah satunya sebagai berikut:

“Saat memasuki sepuluh akhir Ramadhan, Nabi fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan dirinya untuk ikut ibadah,” (HR. Al Bukhari).

Baca Juga: Mengenal Peristiwa Malam Nuzulul Quran, 17 Ramadhan dan 3 Amalannya

Sementara itu, Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu'in menyebutkan tiga amalan yang penting dilakukan pada sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Pertama, memperbanyak sedekah. Kedua, memperbanyak membaca Al-Qur'an dan ketiga, memperbanyak i'tikaf.

Amalan Rasulullah Yang Sering Dilakukan Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

Padahal penting untuk diamalkan umatnya, di sepuluh hari terakhir Ramadhan yang biasa jadi amalan Rasulullah.

Baca Juga: Mengenai Zakat Untuk Apa dan Siapa, BAZNAS: Berikut Syarat Zakat, Penerima dan Jenisnya

Pertama , menghidupkan amalan di malam Ramadhan. Hal tersebut dijelaskan dalam Shahih Muslim, diriwayatkan 'Aisyah:


ماعلمته صلى الله عليه وسلم قام ليلة حتى الصباح


“Saya selalu menyaksikan beliau beribadah selama Ramadhan hingga menjelang shubuh"

Kedua , Rasulullah saw selalu membangunkan keluarganya untuk shalat malam di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Bahkan, dalam Hadits Abi Dzar menggambarkan hal ini dengan jelas:


قام بهم ليلة ثلاث وعشرين وخمس وعشرين ذكر أنه دعا أهله ونساءه ليلة سبع وعشرين خاصة


“Bahwasannya Rasulullah saw beserta keluarganya bangun (untuk beribadah) pada malam 23, 25, 27. Khususnya pada malam 29.”

Ketiga , Rasulullah mengencangkan ikat pinggang. Hal ini dilakukan dalam arti menghindari tempat tidurnya dan dapat melakukan amalannya pada malam hari, pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Baca Juga: Ide Menarik Ngabuburit Sambil Menunggu Waktu Berbuka Puasa

Hal ini tentunya bersandar pada hadits:


Berikut ini adalah beberapa hal penting yang harus diperhatikan: “Kemungkinan besar Anda akan mengalami masalah ini”


Rasulullah SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir Ramadhan beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan (beribadah) malam itu dan membangunkan keluarganya.

Keempat , adapun Rasulullah saw pernah menyambung puasa tanpa berbuka hingga magrib yang akan datang (puasa wishal). Hal itu dilakukan Rasulullah pada satu malam dari sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Namun puasa wishal tidak dianjurkan Rasulullah dan seterusnya untuk ditiru pengikutnya.

Kelima , Rasulullah saw mandi dan membersihkan diri serta memakai wangi-wangian menjelang Isya'

Begitu yang dilakukan Rasulullah selama sepuluh hari terakhir Ramadhan dengan harapan memperoleh Lailatul Qadar.

Keenam , Rasulullah saw selalu beri'tikaf di masjid di sepuluh hari terakhir Ramadhan

Editor: Randi Ishab

Sumber: Nu Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x