Tragedi Kanjuruhan, PSSI Turunkan Tim Investigasi dan Larang Arema FC Jadi Tuan Rumah Liga 1

- 2 Oktober 2022, 08:15 WIB
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Minggu 2 Oktober 2022.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Minggu 2 Oktober 2022. /Instagram @mochamadiriawan84/

SUARA TERNATE - Tragedi Kanjuruhan, Sabtu, 1 Oktober 2022, yang menewaskan 127 orang, angka yang dicatat polisi, menjadi catatan hitam sepakbola Indonesia.

Imbas kejadian ini, PSSI melarang Arema FC menjadi tuan rumah sampai Liga 1 Indonesia hingga musim 2022-2023 ini selesai.

"Tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," ujar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dalam laman PSSI, Minggu, 2 Oktober 2022.

Iriawan mengatakan, PSSI menyesalkan peristiwa ini. Dia mengatakan PSSI sudah membentuk tim investigasi yang segera berangkat ke Malang untuk menemukan gambaran utuh mengenai kejadian tersebut.

Baca Juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan Malang, PT LIB Setop Sementara BRI Liga 1

Iriawan juga menegaskan dukungan kepada polisi guna menyelidiki kerusuhan tersebut. "Kami berduka cita dan meminta maaf kepada korban serta semua pihak atas insiden tersebut," kata Iriawan.

PT Liga Indonesia Baru (LIB) sendiri sudah memutuskan Liga 1 Indonesia musim ini selama satu pekan setelah kerusuhan tersebut.

PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan untuk menyetop sementara gelaran BRI Liga 1. Gelaran liga akan dihentikan selama satu pekan.

Langkah ini diambil sebagai respon atas tragedi laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu, 1 Oktober 2022.

"Keputusan tersebut kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI (Mochamad Iriawan)," ucap Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita, dikutip dari Pikiran Rakyat, Minggu, 2 Oktober 2022.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Malang, 127 Orang Suporter Meninggal Dunia

Akhmad mengatakan langkah ini dilakukan untuk menghormati semua pihak. "Sambil menunggu proses investigasi dari PSSI," ucap dia.

PT LIB menyatakan keprihatinan dan duka atas peristiwa ini. "Kami prihatin dan sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Kami ikut berdukacita dan semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua," kata Akhmad.

Menurut Kapolda Jawa Timur Nico Alfinta kekecewaan suporter Arema FC meluap karena kekalahan di kandang.

"Rasa kecewa itulah pada penonton turun ke tengah lapangan," kata Nico, Minggu, 2 Oktober 2022.

Baca Juga: Derby Manchester, Pemain-pemain Ini Diragukan Tampil Karena Cedera, Termasuk Cristiano Ronaldo?

Mulai merangseknya pendukung Arema membuat petugas melakukan pengamanan, pencegahan, dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke lapangan.

Nico beralasan penggunaan gas air mata karena massa sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil polisi yang bersiaga.

"Akhirnya karena gas air mata mereka pergi keluar lewat satu pintu. Di pintu keluar. Kalau tidak salah di pintu 10 atau pintu 12," tegasnya.

Saat itulah terjadi sesak, desak-desakan dan banyak yang kekurangan oksigen. Sehingga banyak yang berjatuhan.

Terkait insiden itu, kata Nico, sebenarnya ada sekitar 40 ribu penonton yang hadir. Dan yang turun hanya 3 ribu orang saja.

Dalam catatan polisi sebanyak 34 orang meninggal di Stadion Kanjuruhan. Sementara itu 93 orang lain meninggal saat di rumah sakit.

Polisi mencatat korban luka-luka karena peristiwa ini mencapai 180 orang.

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: PSSI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah