Selain itu, Rizal juga mengakui, volume pengadaan armada sampah dalam perencanaan awal, untuk kendaraan ambrol itu 5 unit, dum truck 5 unit, dan mobil L300 sebanyak 10 unit , totalnya 20 unit armada dengan nilai pagu anggaran dari Dana Insentif Daerah (DID) sebesar 7 miliar.
Sementara pengadaan motor Viar tiga roda, masih tetapi 50 unit, di luar dari DID yang dialokasi sebesar 2,5 miliar.
Baca Juga: Lapak Buah dan Pedagang di Depan Higienis Ternate Bakal Ditertibkan.
Berjalannya waktu, ketika dikroscek, harga armada itu di E-Katalog dinilai terlalu mahal. sehingga, kemampuan anggarannya perlu disesuaikan.
Kata dia, mulai pekan depan, pengadaan puluhan armada sampah yang disebut tadi, sudah ada.
"Kalau itu semua telah terdistribusi, kemudian satgas sudah berada pada tempatnya, TPS (Tempat Pembuangan Sementara) semua sudah berada pada kondisi representatif, baru kita kenakan 20 ribu," ujar dia.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata Kota Ternate itu menyatakan, beban iuran 20 ribu di setiap rumah itu harus berbanding lurus dengan bentuk palayanan.
"Jangan sampai tong (Pemerintah) tagih, tagih, tagih, tapi ternyata sampah setiap hari tara (Tidak) pernah tong (Pemerintah) angkut, itu juga persoalan, jadi tong (Pemerintah) matangkan dulu di level itu," ucap dia.
Selain itu, dia menambahkan, jika penerapan iuran pelayanan sampah ini mulai jalan maka, Pemerintah Kota Ternate akan menghapus item retribusi sampah, yang selema ini melekat di rekening pembayar air di Perumda Ake Gaale Kota Ternate.
"Karena di rekening pembayaran PDAM (Perumda Ake Gaale) itu, ada warga di daerah ketinggian membayar retribusi sampah, tapi mereka tidak pernah terlayani soal sampah," ucapnya.