Limbah Elektronik di Makassar Ancam Keselamatan dan Kesehatan Pemulung Dewasa dan Anak-anak

- 18 Februari 2023, 11:52 WIB
Limbah elektronik.
Limbah elektronik. /Save The Children/

Laporan riset Save the Children berjudul Circular Geniuses yang membahas limbah elektronik dan ekonomi berkelanjutan telah dirilis pada Februari 2023.

Laporan riset itu menjelaskan, total potensi limbah elektronik di Kota Makassar mencapai 5.651,2 Ton per tahun.

Di Indonesia limbah elektronik mencapai 1,8 juta ton setiap tahun, hanya 10% yang dikelola dengan benar dan memiliki ijin secara resmi 90% dikelola oleh sektor informal baik individu maupun kelompok yang tidak memiliki ijin dan tidak terdaftar.

Sementara, limbah elektronik di Indonesia termasuk dalam kategori limbah berbahaya dan membutuhkan izin khusus untuk menanganinya sesuai dengan ketentuan peraturan UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan PP Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Baca Juga: Erick Tohir Jadi Ketum PSSI, Gus Syafiq: Harus Tegas Berani Potong Satu Generasi

Laporan riset juga memperlihatkan di Kota Makassar, tidak hanya pemulung dewasa tetapi setidaknya terdapat 200 pemulung anak-anak berusia antara 6-17 tahun berada pada level paling bawah di sistem limbah elektronik yakni mengumpulkan limbah tersebut.

Tak jarang dari mereka juga terlibat dalam proses pemilahan yang tidak aman seperti membakar plastik secara terbuka, membongkar komponen papan sirkuit dengan cara yang tidak aman, dan diperparah dengan tidak dilengkapi peralatan keselamatan yang tepat, sehingga dapat mengekspos diri mereka terhadap bahaya keselamatan dan kesehatan.

“Saya tidak ingin menjadi pemulung, tetapi ibu memaksa kami untuk bekerja di TPA agar mendapatkan uang untuk sehari-hari. Seringkali saya ikut kakak mengumpulkan sampah. Saya berharap kita semua bisa bermain dan bersekolah secara normal seperti anak-anak lain,” ujar Santi (13) pemulung usia anak.

Chief Advocay, Campaign, Communication & Media – Save the Children Indonesia, Troy Pantouw menegaskan tentang faktor utama penyebab anak–anak terlibat dalam pengumpulan sampah di Makassar.

Halaman:

Editor: Ahmad Zamzami


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x