Di persidangan, jaksa memaparkan penderitaan korban di kamp tempat Furchner bekerja dulu. Ketika mereka dibawa ke menara gas, suara gedoran pintu dan tangisan terdengar di seluruh kamp.
Sekitar 65 ribu orang tewas. Pekerjaan administrasi yang dilakukan Furchner memastikan kelancaran kamp dan membuatnya tahu tentang semua peristiwa di Stutthof. Karena itulah, dia dinilai terlibat.
Pengacara Furchner, Wolf Molkentin, menjelaskan, kliennya tidak menampik pembunuhan yang mengerikan tersebut. Namun, dia menolak jika Furchner memikul tanggung jawab kriminal.
Baca Juga: Selebgram Rachel Vennya Berulah Lagi. Polisi Pun Turun Bergerak
“Proses hukum terhadapnya tidak masuk akal pada usianya saat ini. Karena itulah, dengar pendapat dibatasi hanya dua jam per hari,” ujar Molkentin seperti dikutip Agence France-Presse (AFP).
Sementara itu, di luar pengadilan, para demonstran membawa berbagai tulisan yang menentang fasisme. Mereka memberikan penghormatan untuk para korban di kamp Stutthof.
Baca Juga: Datang ke Maluku Utara, Imam Besar Masjid Istiqlal Berencana Bangun Ini di Sofifi
Mereka yang menentang fasisme menegaskan, Furchner cukup sehat untuk melarikan diri. Karena itu, dia juga cukup sehat untuk menjalani hukuman penjara atas perbuatannya sebagai penjahat kemanusiaan di masa lalu.***