Sebut Gagasan Revolusi Mental Belum Terlaksana Dengan Baik, Anies: Sekarang Masih Banyak Fenomena Orang Dalam

- 6 Februari 2024, 10:33 WIB
Anies Baswedan ketika hadiri acara Desak Anies di Yogyakarta dan berdiskusi dengan mahasiswa (tangkap layar Ig@desakanies)
Anies Baswedan ketika hadiri acara Desak Anies di Yogyakarta dan berdiskusi dengan mahasiswa (tangkap layar Ig@desakanies) /

SUARA TERNATE - Mengenai Revolusi Mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), capres nomor urut 1, Anies Baswedan menilai sebagai gagasan yang baik, akan tetapi sejauh ini masih belum terlaksana dengan baik.

"Revolusi Mental ramai dibahas di 2014, dan ada artikel yang ditulis oleh Pak Jokowi tanggal 10 Mei 2014," tutur Anies, pada acara 'Desak Anies' di Semarang, Jawa Tengah, Senin (5/2/2024) malam.

Gagasan mengenai Revolusi Mental, sebenarnya dilontarkan oleh Presiden Soekarno pertama kalinya, saat peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956, tentunya karena melihat revolusi nasional Indonesia saat itu sedang mandek, sebagaimana dilansir dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Baca Juga: Anies dan Ganjar Dapat Respon Positif Netizen di Debat Kelima Pilpres 2024, Prabowo Dibanjiri Sentimen Negatif

Adapun, kata Anies, banyak poin-poin gagasan baik yang disampaikan Presiden Jokowi pada artikel di sebuah surat kabar itu, seperti kemandirian dan reformasi ekonomi, kemudian kebijakan investasi luar negeri, sumber daya alam (SDA) agar tidak dijarah perusahaan asing.

"Kemudian, birokrasi harusnya menggunakan sistem politik yang bebas KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Artinya, tidak ada 'ordal' (orang dalam). Kita semua melihat sekarang masih banyak fenomena 'ordal'," tambah Anies menegaskan.

Anies juga menyampaikan, baru saja ramai soal uang kuliah tunggal (UKT) yang mahal dan ada mahasiswa yang jika tidak bisa membayar UKT dianjurkan untuk memanfaatkan layanan pinjaman 'online' (pinjol).

Baca Juga: Dukung Anies Cak Imin Pada Pemilu 2024, Choky Sitohang Sebut Pemimpin Bangsa Yang Mampu Membawa Perubahan

"Akhir-akhir ini, temen-temen inget UKT? Ada yang tidak bayar UKT dianjurkan pinjam 'online'. Itu melesetnya jauh sekali dari 'spirit' yang ada di Revolusi Mental," ujarnya.

Oleh karena itu, menurut Anies, kunci dari Revolusi Mental seperti yang ditulis pada artikel tersebut, sebenarnya merupakan contoh dan teladan dari pemimpin.

"Itu kalimat di situ. Bahasa kita 'ing ngarso sung tuladha'. Yang di depan harus memberi contoh. Jadi, kami melihat ini sebagai PR (pekerjaan rumah) yang harus dituntaskan," jelasnya.

Baca Juga: Di Acara Desak dan Slepet AMIN, Anies Sebut Negara Harus Melakukan Investasi di Bidang Kebudayaan: Kesenian

Sebagaimana ide tentang Revolusi Mental, Anies akui merupakan gagasan yang baik, namun sayang dalam perjalanannya tidak lagi menjadi fokus perhatian dan pegangan.

"Saya melihat ini Revolusi Mental sebagai sebuah gagasan yang baik, tapi belum terlaksana dengan baik. Insya Allah, ketika kami bertugas itu dituntaskan supaya menjadi kenyataan di Indonesia," tutur Anies.

Editor: Randi Ishab

Sumber: Inilah.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x