Koalisi Perubahan Batal Deklarasi 10 November, PKS: Enggak Boleh Ada Pemodal Besar yang Menguasai Kita

- 12 November 2022, 09:07 WIB
Surya Paloh dan Anies Baswedan di acara HUT NasDem
Surya Paloh dan Anies Baswedan di acara HUT NasDem /Instagram

SUARA TERNATE - Partai Kesehatan Sejahtera (PKS) menyinggung soal pemodal besar saat mengungkapkan alasan batalnya Deklarasi Koalisi Perubahan bersama NasDem dan Demokrat.

Pada saat itu, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan pihaknya masih membahas soal politik biaya tinggi dalam mengusung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Dia mengaku tidak ingin koalisi nantinya malah dikuasai pemodal besar, sehingga perlu digalang format gerakannya.

"Kenapa agak lama? Bocoran dikit, kami lagi lawan oligarki, ini enggak boleh ada pemodal besar yang menguasai kita, makanya kita lagi menggalang format gerakan," kata Mardani Ali Sera dalam diskusi di Salemba, Jakarta Pusat, Kamis, 10 November 2022.

Menaggapi itu, Ketua Umum (Ketum) NasDem Surya Paloh mempertanyakan siapa sosok pemodal besar yang sempat disinggung Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

"Siapa pemodal besar itu? Kita pun juga kepingin," ucap Surya Paloh di sela HUT NasDem di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 11 November 2022.

"Coba sebutkan, dan kita kepingin, katakan kita kepingin," tambahnya dikutip Suara-Ternate.com dari Pikiran-Rakyat.com.

Surya Paloh berseloroh akan 'hormat' jika memang ada pemodal besar yang mau dekat dan bersimpati pada NasDem.

"Kalau ada pemodal besar, terutama yang mau dekat dan bersimpati pada NasDem, saya katakan 'Hormat!', siap aja," katanya.

"Ini yang apes ini barangkali pemodal besar nggak ada, pemodal kecil nggak ada," kata Surya Paloh.

 

Baca Juga: Rencana Deklarasi 10 November 2022 Bareng PKS-Demokrat Batal, NasDem Ungkap Alasannya

Selain itu Surya Paloh juga menanggapi tudingan bandar yang sebelumnya dilayangkan Fahri Hamzah.

"Kalau tingkat itulah diskursus itu yang kita konsumsi, dan itu kita telan, nalar kita, pertanyaannya semakin kita bagus apa semakin jelek?" katanya.

"Apakah inteligensi kita terbangun secara lebih baik, atau memang sesungguhnya kita merusak common sense kita?" tanyanya.

"Saya sudah katakan, bandar apa ini? yang sudah jelas memang Sambo sudah ditangkap," tambahnya.

Dia kemudian ditanya mengenai bandar yang kemungkinan berminat mendanai majunya Anies Baswedan sebagai Capres.

"Saya katakan, saya amat sangat terbuka, siapa saja yang mau mendanai ini? coba, sepanjang jelas," kata Surya Paloh.

"Yang kita nggak mau kan bandar gelap, tiba-tiba terkejut kita," tambahnya.

Baca Juga: Belum Waktunya Deklarasi Capres, Anies: Kalau Belum Masuk Waktunya, Jangan Bunyikan Suara Adzan

Sebelumnya, politikus Fahri Hamzah menyinggung batalnya deklarasi pro Anies Baswedan yang direncanakan NasDem, Demokrat dan PKS.

Menurut dia, pembatalan deklarasi itu berkaitan dengan bandar.

"Pembelian tiket itu, pengumpulan tiket 20 persen itu, bukan kerja Parpol, dia kerja bandar," kata Fahri Hamzah.

"Parpol nggak sanggup, Anies Baswedan nggak sanggup," tambahnya.

Fahri Hamzah menilai deklarasi yang seharusnya dilakukan tanggal 10 November 2022 itu telah gagal.

Menurut dia, hal itu karena adanya bandar yang belum sepakat terhadap pencalonan Anies Baswedan.

"Ini Deklarasi 10 November 2022 sudah gagal bos, gara-gara bandar belum sepakat," kata Fahri Hamzah.

"Udah lah, kita ini kan udah tahu semua. Bandar belum sepakat, duit belum terkumpul, 20 persen belum terkumpul, ya gagal," pungkasnya.***

Editor: Ahmad Zamzami


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x