Soal Pembukaan Hutan Papua, Kaka Slank: Disetop, Dicukupkan Sekarang Juga

- 23 September 2021, 06:55 WIB
Dokumentasi Kaka Slank. Akhadi Wira Satriaji alias Kaka Slank.
Dokumentasi Kaka Slank. Akhadi Wira Satriaji alias Kaka Slank. /Instagram/fishgod /

SUARA TERNATE - Rimba Papua masih kelihatan rapat dari udara karena itu tidak boleh lagi ditambah pembukaannya untuk dapat menyelamatkannya, kata penyanyi group band Slank Akhadi Wira Satriaji atau yang dekat dipanggil Kaka.

"Banyak yang bilang paru-paru dunia itu ada di Amerika Selatan dan di Indonesia, salah satunya di Papua. Dan dua-duanya terkikis," kata Kaka usai melihat hutan Papua yang terbentang dari Merauke hingga Jayapura dari udara di Sentani, Jayapura, Rabu 22 September 2021.

Menurut Kaka, yang bisa jaga kehadiran hutan Papua pasti warga Indonesia sendiri. Apabila ingin menyaksikannya tertolong, tidak boleh ditambahkan lagi pembukaan area dan hutannya.

Baca Juga: BMKG Prediksi Maluku Utara Masih Diguyur Hujan Hingga Januari 2022. Warga Diimbau Waspada Banjir dan Longsor

"Maksudnya disetop, dicukupkan sekarang juga,” ujar dia.  

Kondisi kerapatan hutan di Papua akan berlangsung lama atau tidak, menurut dia, tentu keputusannya ada di tangan anak bangsa sendiri.  

Kaka mengaku ini kali pertama melihat tutupan hutan di Papua dari dekat lewat udara. Selama sekitar tiga jam dan 45 menit melihat secara langsung kondisinya yang membentang dari Kabupaten Merauke, Boven Digoel, Keerom, dan Jayapura.  

Menurut CEO Yayasan EcoNusa Bustar Maitar, kegiatan melihat tutupan hutan menjadi hal rutin yang mereka lakukan untuk mengetahui kondisi aktual di lapangan.  

Sepanjang penerbangan berjam-jam itu yang terlihat sebenarnya sebagian besar masih berupa hutan alam yang masih sangat bagus.

Baca Juga: Wali Kota Ternate: Saya Tahu, Banyak Mafia Lapak di Pasar Bahari Berkesan  

Hal itu akan tumpang tindih dengan food estate dan perluasan perkebunan kelapa sawit yang bahkan, menurut Bustar, dialokasikan sampai dua juta hektare di Merauke.  

“Kebayang kalau itu semua dibuka, emisi yang akan keluar dari hutan-hutan itu akan besar sekali,” ujar dia.  

Meski dari atas terlihat kosong, sebenarnya itu menjadi rumah dari masyarakat-masyarakat adat di sana yang menjadikan hutan sebagai sumber penting penghidupannya.  

Dikhawatirkan, katanya, jika pembukaan terjadi akan memicu kerusakan hutan besar-besaran dan belum tentu masyarakat di Merauke hingga Boven Digoel akan menerima manfaat secara langsung.***

Editor: Ahmad Zamzami

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah