Aroma Kopi Koya Semerbak di Belahan Nusantara

9 September 2021, 01:49 WIB
Petani menikmati kopi saat istirahat usai merawat bibit kopi di Gunung Mahawu, Tomohon, Sulawesi Utara. /FAUZAN/ANTARA FOTO

SUARA TERNATE - Berbicara tentang kopi, Sulawesi Utara memiliki kopi yang tak kalah cita rasanya jika dibandingkan dengan kopi lokal daerah lain.

Tumbuh di atas ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, kopi Koya Minahasa mulai menjadi primadona tersendiri bagi pecinta kopi.

Cita rasa yang khas itu justru berbanding terbalik dengan eksistensi Kopi Koya itu tersendiri. Keberadaan Kopi Koya tidak setenar kopi daerah lain di Nusantara.

Baca Juga: Richard Mainaky, si Raja Tega yang Menorehkan Banyak Prestasi sebagai Pelatih

Petani memanen kopi Koya di Minahasa, Sulawesi Utara. ANTARA FOTO

Hal itulah yang membuat dua sahabat, Real Ogi dan Pedro Pangemanan tergerak untuk mengembangkan kopi dari daerahnya itu agar lebih dikenal di luar daerah.

Ogi yang sempat beberapa tahun tinggal di Jakarta merasakan sulitnya menemukan kopi kampung halamannya di tanah rantau.

Pada pertengahan tahun 2019, mereka mulai merintis usaha coffee roastery "Redo" yang menggunakan biji Kopi Koya. "Redo" sendiri ternyata bukan sekedar akronim nama panggilan mereka berdua.

Baca Juga: Legenda Bulu Tangkis asal Ternate Itu Akhirnya Pensiun dari Pelatih Pelatnas Cipayung

Biji kopi arabika Koya di perkebunan Koya, Sulawesi Utara. ANTARA FOTO

Dalam Bahasa Inggris, Redo memiliki makna memperbaiki. Kata ini dirasa tepat untuk mewakili semangat pembaharuan dari Real dan Pedro. Semangat untuk terus belajar, dan selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya.

Bisnis Kopi Koya mereka semakin menggeliat. Saat ini, Ogi dan Pedro mulai melakukan pembibitan kopi di Gunung Mahawu, Minahasa dengan metode agroforestri untuk selanjutnya ditanam di daerah Koya maupun di Gunung Mahawu itu sendiri.

Selain menggunakan kopi yang dibibit sendiri, mereka juga memberdayakan petani lokal untuk membeli kopinya dan selanjutnya dibawa ke rumahnya di Kota Manado untuk proses penggorengan, pengemasan dan pemasaran.

Baca Juga: Kenari Makian Diminati Dunia, Ini Manfaatnya bagi Tubuh Manusia

Pemilik usaha melakukan proses penggorengan kopi Koya di rumahnya di Kota Manado, Sulawesi Utara. ANTARA FOTO

Dalam hal pemasaran, Bank Negara Indonesia (BNI) melalui program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) turut hadir dalam upaya pengembangan pemasaran UMKM binaannya seperti memfasilitasi seminar digitalisasi UMKM guna memperluas target pasar.

BNI dengan keunggulan jaringan internasionalnya memungkinkan UMKM Indonesia lebih terhubung dengan mitra luar negeri dan berorientasi ekspor dengan memberikan layanan melalui Xpora BNI agar dapat Go Produktif, Go Digital dan Go Global.

Kopi yang disajikan dengan cara manual brew di Manado, Sulawesi Utara. ANTARA FOTO

Terbukti dari pelatihan yang diadakan oleh BNI, petani lokal di Sulawesi Utara pun mudah memasarkan biji kopi. Kini, semerbak aroma Kopi Koya mulai tercium di belahan nusantara dan mancanegara. (Foto dan teks: Fauzan Editor: Prasetyo Utomo). ***

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler