SUARA TERNATE - Peneliti telah menemukan varian HIV baru. Mutasi varian virus HIV yang dinamai VB ini terdeteksi di Belanda. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal 'Science' Kamis, 3 Februari 2022.
Hasil penelitian menunjukkan pasien yang terinfeksi virus varian VB memiliki tingkat virus 3,5 hingga 5,5 kali lebih tinggi daripada mereka yang terinfeksi HIV varian lain.
Sejumlah temuan itu merupakan hasil studi gabungan Big Data Institute (BID) Universitas Oxford dan Yayasan Pemantau HIV Belanda.
Baca Juga: Begini Cara Pakai Fitur Baru Downvote dan Upvote dari Twitter
Jika seseorang terinfeksi varian VB, 2 hingga 3 tahun setelah terdiagnosis akan berkembang menjadi AIDS. Padahal dibanding varian sebelumnya, rata-rata orang baru sakit AIDS setelah 6 hingga 7 tahun setelah ditemukan HIV di tubuhnya.
"Kami menemukan rata-rata orang yang terinfeksi varian ini, berkembang menjadi HIV lanjutan dalam kurun waktu 9 bulan, apabila orang tersebut tidak menjalani pengobatan dan jika terdiagnosis di usia 30-an," ujar peneliti senior genetika dan dinamika patogen di University of Oxford sekaligus peneliti utama Chris Wymant.
Dalam penelitian ditemukan juga obat antiretroviral alias ART yang merupakan pengobatan standar HIV masih mampu bekerja mengobati varian VB.
"Untuk seseorang yang menjalani pengobatan, penurunan sistem imun akibat AIDS bisa dihentikan dan penularan virus ke orang lain juga bisa dihentikan," jelas Wymant.