Ismail Marzuki Si Komponis Betawi 'Perpustakaan Terbesar' Generasi Baru

- 18 Februari 2022, 10:45 WIB
Ilustrasi Ismail Marzuki saat muncul di Google Doodle, Ismail tak hanya bisa memainkan gitar dan ukelele, ia juga memainkan pengusung melodi seperti biola, akordeon, saksofon, dan piano.
Ilustrasi Ismail Marzuki saat muncul di Google Doodle, Ismail tak hanya bisa memainkan gitar dan ukelele, ia juga memainkan pengusung melodi seperti biola, akordeon, saksofon, dan piano. /Google Doodle/

Minat terhadap musik semakin kentara sejak bersekolah di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs)–sekolah menengah pertama pada masa kolonial.

Tak hanya bisa memainkan gitar dan ukelele, ia juga memainkan pengusung melodi seperti biola, akordeon, saksofon, dan piano.

Baca Juga: Samurai Jepang Abad ke-17 yang Berlayar ke Eropa, Bertemu Paus dan Menjadi Warga Negara Romawi

Selain suka berlama-lama mendengarkan musik, Ismail suka bermain berbagai alat musik selama empat hingga lima jam sehari.

Setelah lulus dari MULO, ia sempat bekerja sebagai kasir di Socony Service Station di Java Weg (sekarang Jalan Cokroaminoto, Jakarta) dengan gaji 30 gulden per bulan, tetapi tak bertahan lama.

Kemudian Ismail bekerja di perusahaan NN Knies di Noordwijk (sekarang Jalan Ir H. Juanda) sebagai tenaga verkoper atau bagian sales dan marketing yang menjual alat musik dan piringan hitam.
Pekerjaan inilah yang menjadi titik mula Ismail mengembangkan kariernya di dunia musik.

"Pak Mail itu pintar sekali menjual piringan hitam karena dia tidak melulu (menawarkan) 'ini, beli ini', tapi dia juga menceritakan pada calon-calon pembeli mengenai musik dan riwayat lagu. Itu secara tidak langsung bermanfaat untuk Pak Mail dalam meluaskan wawasannya tentang musik," cerita Ninok dalam konferensi pers "Mentjari Bang Maing dan Djoewita" secara virtual, Kamis 17 Februari 2022.

Baca Juga: Sastra Karya Tionghoa di Indonesia, Sastra Liar Melayu Rendah yang Belum Diberi Tempat dalam Sejarah Kita

Dalam bukunya Ninok menulis, penampilan Ismail yang selalu mengenakan pakaian necis atau perlente, barangkali juga turut mempengaruhi ketertarikan calon pembeli piringan hitam.

Ia bahkan selalu mengenakan dasi hingga temannya bergurau bahwa Ismail hanya mencopot dasi saat mandi dan tidur.

Halaman:

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x