Begini Penjelasan Pakar Kenapa Wanita Lebih Rentan Alami Osteoporosis

- 10 Juni 2022, 21:21 WIB
Ilustrasi pencegahan osteoporosis dengan berolahraga dan mengkonsumsi vitamin D
Ilustrasi pencegahan osteoporosis dengan berolahraga dan mengkonsumsi vitamin D /pexels/

SUARA TERNATE - Berdasarkan fakta medis, ternyata wanita lebih rentan mengalami osteoporosis ketimbang pria. Dalam kebanyakan kasus, osteoporosis ini menyerang kepadatan tulang di pinggul wanita.

Pengeroposan tulang atau osteoporosis akan lebih rentan menyerang wanita daripada laki-laki, demikian kata dokter spesialis tulang dari RS Medistra dr. Kiki Novito, Sp.OT.

Hal tersebut, kata Kiki, disebabkan karena pengaruh hormonal saat seorang wanita mengalami menopause atau berakhirnya siklus menstruasi yang biasanya terjadi saat memasuki usia 45 hingga 55 tahun.

Baca Juga: Spotify Mantap Lebarkan Sayap Hadirkan Audiobook dalam Waktu Dekat

"Osteoporosis itu pada wanita bisa terjadi lebih cepat, karena adanya perubahan hormonal saat menopause," ujar Kiki dalam sebuah webinar kesehatan pada Jumat, 10 Juni 2022.

Osteoporosis merupakan suatu kondisi tulang yang melemah, rapuh, dan berisiko tinggi untuk patah. Biasanya, patah tulang karena osteoporosis paling sering terjadi pada tulang belakang, pergelangan tangan, pangkal lengan, dan panggul.

Kiki menjelaskan bahwa sebenarnya, tulang manusia mengalami remodeling atau pergantian tulang yang sudah tua menjadi tulang yang baru. Proses yang terjadi seumur hidup itu, kata Kiki, sangat dipengaruhi oleh hormon seks yakni estrogen pada perempuan dan testosteron pada laki-laki.

Baca Juga: Baru Seminggu Rilis, Pemesanan Mini Album aespa Tembus 1 Juta Unit

"Pada wanita, proses remodeling tulang itu sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen. Sedangkan kalau pria kan hormon seksnya bertahan lebih lama, bisa sampai umur di atas 65 atau 70. Sehingga pada wanita, osteoporosis itu lebih cepat (menyerang)," jelas Kiki.

Namun, Kiki juga mengingatkan bahwa hormon seks bukan satu-satunya yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mengalami osteoporosis. Dia mengatakan, osteoporosis juga dapat dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat seperti kurang bergerak, memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol, dan kurang mengonsumsi kalsium dan vitamin D.

Selain itu, lanjut dia, ada pula faktor penyebab osteoporosis yang tak bisa dihindari yaitu pengaruh genetik. Kiki pun menjelaskan ada beberapa terapi osteoporosis yang dapat dilakukan. Di antaranya, latihan beban untuk memicu kerja sel yang berfungsi membentuk tulang sehingga dapat mencegah tulang menjadi lemah.

Baca Juga: Rebut Hadiah Gratis dan Keren Tukarkan Kode Redeem FF 10 Juni 2022

"Belum ataupun sudah didiagnosa osteoporosis, mesti lakukan latihan beban. Jadi enggak boleh hanya cukup berenang saja atau main sepeda statis saja, tapi harus ada unsur jalan, ada unsur main beban," ujar Kiki.

Selain itu, juga mengonsumsi bifosfonat atau kelompok obat yang dapat mengobati penyakit osteoporosis. Obat-obatan ini, kata Kiki, berfungsi menambah massa tulang. Namun, dia menyarankan, jika Anda ingin mengonsumsi bifosfonat, maka Anda harus melakukan kontrol rutin dengan dokter.

“Karena kalau kebanyakan bifosfonat, tulang itu bisa lebih fragile, sehingga dia bisa patah sendiri,” imbuh Kiki. "Kemudian ada hormonal replacement therapy (HRT) yang cukup baik untuk osteoporosis terutama untuk wanita yang baru mengalami menopause, tapi tentunya juga harus dikonsultasikan dengan dokter, untuk mengetahui apakah ada risiko terjadi kanker," pungkasnya.***

Editor: Ahmad Zamzami

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah