Topan Noru: Lima Penyelamat Asal Filipina Tewas Saat Melakukan Operasi Penyelamatan

- 26 September 2022, 20:30 WIB
Topan Super Noru yang menghantam Filipina menyebabkan lima penyelamat tewas dan banjir.
Topan Super Noru yang menghantam Filipina menyebabkan lima penyelamat tewas dan banjir. /theguardian

SUARA TERNATE - Lima pekerja penyelamat di Filipina tewas akibat Topan Noru. Topan tersebut menyebabkan banjir dan jutaan orang hidup tanpa listrik.

Para penyelamat itu hanyut dalam banjir bandang saat melakukan operasi di distrik San Miguel, utara ibu kota Manila.

Distrik itu termasuk di antara yang terkena dampak Topan Noru. Beberapa penduduk terlihat mengevakuasi diri di atap mereka. Sementara yang lain mengarungi air yang berserakan sampah setinggi dada, berusaha untuk memberikan persediaan.

Baca Juga: Topan Dahsyat Terjang Jepang, PM Fumio Kishida Tunda Hadiri Sidang Umum PBB di New York

Topan tersebut menyebabkan hembusan angin hingga 240 km per jam di Luzon. Lebih dari setengah dari 110 juta penduduk negara itu kehilangan tempat tinggal.

Noru, yang dikenal secara warga lokal sebagai Karding, pertama kali berhembus pada pukul 20.20 waktu setempat pada hari Minggu. 

Topan ini diperkirakan akan meninggalkan Filipina pada Senin malam.

Baca Juga: Topan Rai Hantam Filipina, Tak Ada Korban Jiwa dari WNI di Wilayah Terdampak

Di San Vincente, sebuah desa di San Miguel, seorang pria terlihat sia-sia mencoba membersihkan air dari pintunya.

Yang lain, berdiri di atas atap rumahnya, berteriak bahwa para pemimpin negara itu perlu "fokus pada perubahan iklim".

Banjir di desa tersebut mencapai puncaknya sekitar pukul 04.00 pagi, dan air dikatakan sudah surut.

Baca Juga: BMKG: Kalau Cuaca Cerah, Hilal Terlihat Pada 1 Mei 2022 Saat Matahari Terbenam

Lebih dari 74.000 orang telah dievakuasi dari jalur topan, dan para pejabat sebelumnya telah mengeluarkan peringatan tentang "banjir berbahaya" di daerah-daerah ibu kota, Manila.

Namun, sejauh ini belum ada laporan kerusakan parah atau korban jiwa yang meluas. "Saya pikir kita mungkin beruntung, setidaknya kali ini," kata Presiden Filipina Ferdinand Marcos saat briefing pada hari Senin, dikutip BBC, Senin, 26 September 2022.

"Saya pikir jelas dari apa yang kami lakukan dua hari terakhir ini, sangat, sangat penting, adalah persiapan," tambahnya.

"Belum selesai. Saya pikir titik ketika kita bisa mundur adalah ketika mayoritas pengungsi sudah kembali ke rumah mereka," katanya.

Marcos telah memerintahkan agar pasokan diangkut melalui udara dan peralatan pembersihan diberikan kepada masyarakat yang paling terkena dampak.

Baca Juga: BMKG: Hujan Ringan Berpotensi Terjadi di Ternate, Ambon Cerah Berawan

Di Provinsi Quezon, di sebelah timur Manila, para nelayan sebelumnya telah dicegah untuk melaut. Ada laporan bahwa beberapa daerah tidak mendapat aliran listrik.

Penerbangan dan layanan feri telah dibatalkan. Di Luzon, Marcos menangguhkan semua pekerjaan pemerintah dan kelas sekolah juga dibatalkan.

Di kotamadya Dingalan, timur laut Manila dan di pantai Pasifik, penduduk terpaksa mencari perlindungan.

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x