Pembunuhan Saleh al-Arouri, Sayyid Hassan Nasrallah Menyebut Hizbullah Tidak Takut Berperang

- 4 Januari 2024, 10:58 WIB
Sayyid Hasan Nasrallah, Sekertaris Jenderal Hizbullah merespon melalui pidatonya menanggapi pembunuhan Saleh al-Arouri (Foto: Hassan Ammar)
Sayyid Hasan Nasrallah, Sekertaris Jenderal Hizbullah merespon melalui pidatonya menanggapi pembunuhan Saleh al-Arouri (Foto: Hassan Ammar) /

Suara Ternate, Hizbullah, Pemimpin kelompok bersenjata Lebanon menyampaikan pembunuhan wakil ketua faksi sekutu Palestina (Saleh al-Arouri), Hamas, di Beirut merupakan kejahatan besar dan berbahaya yang tidak bisa kita diamkan.

Pidato tersebut disampaikan Sayyid Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah melalui siaran televesi pada Rabu, 3 Januari 2024. Adapun ia menyalahkan tindakan Israel atau serangannya, sembari menyampaikan turut belangsungkawa kepada Hamas dengan apa yang disebutnya sebagai agresi Israel yang mencolok hingga menewaskan Saleh al-Arouri.

Serangan tersebut terjadi pada Selasa, 2 Januari 2024 di tepi Selatan Beirut, Dahiyeh, dan menjadi basis Hizbullah. Sementara, Daniel Hagari, Juru Bicara Militer Israel terkait pembunuhan al-Arouri beliau menyatakan sangat siap menghadapi skenario apapun setelah kejadian itu.

Baca Juga: Menag Yaqut Rencana Berangkat Ke Arab Saudi, Ini Tujuannya

Selain itu,  Kepala Dinas Intelijen Mossad Israel juga berjanji bahwa akan memburu setiap anggota Hamas yang terlibat dalam serangan 7 Oktober terhadap Israel, di mana pun mereka berada. Alasan komenter David Barnea tersebut bisa jadi merupakan indikasi terkuat dan dalang dari ledakan Selasa 2 Januari 2024.

Ini adalah serangan pertama yang melanda Beirut setelah hampir tiga bulan terjadi baku tembak hampir setiap hari antara Militer Israel dan Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon.

Israel juga menanggapi dukungan Hizbullah terhadap Hamas dengan meluncurkan roket melintasi perbatasan tanggal 8 Oktober sebagai kampanye pemboman yang menghancurkan Jalur Gaza, dengan serangan mematikan Israel Selatan di hari sebelumnya.

Namun, menurut Nasrallah tindakan cepat Hizbullah pada tanggal 8 Oktober dan penembakan lintas batas sejak saat itu telah mencegah kampanye pemboman yang lebih luas oleh Israel di Lebanon.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Raka Penuhi Panggilan Bawaslu Kota Jakarta Pusat, Ini Tanggapan Habiburokhman

"Tidak akan ada batas atas dan tidak ada aturan untuk memerangi Hizbullah jika Israel melancarkan perang terhadap Lebanon," kata Nasrallah.

Adapun Andrea Dessi, Asisten Profesor Hubungan Internasional di American University of Rome, mengatakan sepertinya tidak akan ada eskalasi langsung dalam beberapa hari mendatang. Namun, ancamannya tetap ada.

"Reaksi harus muncul suatu saat nanti, terutama karena kredibilitas Hizbullah dan Nasrallah dipertaruhkan mengingat dalam pidato sebelumnya, ia menyatakan bahwa pembunuhan semacam itu akan mendapat tanggapan. Namun Hizbullah tidak ingin memikul tanggung jawab untuk memulai perang besar”, tambahnya.

TakTerlepas dari itu,  Zeina Khodr dari Al Jazeera mengatakan pidato Nasrallah merupakan tindakan penyeimbangan yang rumit. Dia berbicara tentang front di Lebanon Selatan, di mana Hizbullah terlibat dalam konflik berintensitas rendah dengan tentara Israel di sepanjang perbatasan, dan bahwa pertempuran akan terus berlanjut.

Baca Juga: Peringatan Sejarah Hari Introvert Sedunia, Ini Pencetus Idenya

“Dia mengatakan bahwa jika Israel memutuskan untuk melancarkan serangan skala penuh, maka Hizbullah akan melawan dengan kemampuan militer penuhnya,” tutur Zeina.

Selain itu, menurut Zeina, Nasrallah juga berbicara tentang pertimbangan strategis dan nasional yang harus dipertimbangkan oleh masing-masing kelompok perlawanan di ‘poros perlawanan’ di seluruh kawasan. Dan di Lebanon, Hassan Nasrallah tahu bahwa Israel bisa menghancurkan negara ini.

“Dalam banyak hal, tangannya terikat. Namun pada saat yang sama, dia menegaskan kembali bahwa Hizbullah tidak takut perang,” ucap Zeina, dikutip SuaraTernate.com dari Al Jazeera.

Nasrallah direncanakan menyampaikan pidato lain di televisi pada hari Jumat, 5 Januari 2024. Sedangkan Hamas mengatakan al-Arouri akan dimakamkan pada hari Kamis di kamp pengungsi Palestina Shatila di Beirut.

Editor: Randi Ishab

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x