Kesaksian Para Nakes yang Selamat dari Kekejaman Anggota KKB di Distrik Kiwirok setelah Meloncat ke Jurang

18 September 2021, 08:00 WIB
Marselinus Ola Atanil (kiri) disampingi empat rekannya saat menceritrakan insiden penyerangan anggota KKB di lapangan XVII Cenderawasih, Jumat 17 September 2021 /Antara/

SUARA TERNATE -  Insiden penyerangan yang dilakukan puluhan anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua 13 September 2021, meninggalkan trauma mendalam bagi para tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Kiwirok.

Marselinus Ola Atanil, salah seorang nakes yang selamat dari persitiwa itu, mengisahkan kekejaman yang dilakukan anggota KKB saat itu sebagaimana yang dilansir papuabarat.pikiran-rakyat.com dari sebuah video yang diunggah oleh akun facebook atas nama Florencia Laisamputty.

"Awalnya kami sudah mendengar ada rencana penyerangan ke Pos TNI, sehingga kami tetap bersembunyi di puskesmas," kata Marselinus yang saat itu didampingi empat rekannya saat tiba di lapangan Makodam XVII Cenderawasih, Jumat 17 September 2021.

Baca Juga: Baru Sehari Mendekam di Rutan, Tersangka Penodaan Agama Muhammad Kece Sudah Dianiaya

Di Puskemaas itu, Marselius tengah bersama lima orang rekannya, masing-masing Emanuel Abi, Patra, Kristina Sampe Tonapa, Marthinus Deni serta Gabriela.

Tiba-tiba, puluhan anggota KKB menyerang dan melempari puskesmas dengan batu. Mereka juga membakar puskesmas dan rumah yang menjadi tempat tinggal nakes.

"Mereka juga menghancurkan kaca-kaca jendela dan juga memukul pintu-pintu, berusaha untuk masuk menyerang kami. Mereka juga menyiram bensin di sekitar para medis dan juga mulai membakarnya," katanya

Baca Juga: Kabar Ribuan Kapal Asing Masuk Natuna Utara, Panglima Koarmada: Hanya Melihat Empat

Saat pembakaran terjadi, yang ada di dalam Puskesmas hanya tersisa dirinya, Patra dan juga ketiga nakes.

"Pada saat sedang terjadi pembakaran, saya meminta kepada ketiga teman putri saya agar segera kami keluar dari dalam barak. Tetapi karena mereka perempuan, enggak bisa mengantisipasi situasi, sehingga memilih lebih tenang di dalam barak," paparnya.

Makin lama asap makin tebal, barak pun mulai terbakar. "Saya memilih untuk mengurung ketiga suster di dalam kamar WC karena agak lebih aman," sambungnya.

Karena kondisi bangunan sudah mulai ambruk, sekitar pukul 09.20 Wit, dia pun bersama ketiga nakes keluar dari dalam barak medis.

Pemakaran fasilitas di Distrik Kiworik Penggunungan Bintang Papua oleh kelompok KKB

"Saat kami berusaha lari menghindari amukan KKB. Mereka sudah mengadang kami di posisi depan. Kemudian saya berusaha merangkul ketiga suster menuju ke jurang, tetapi mereka sudah berada di situ dengan dilengkapi senjata dan juga busur dan anak panah," ujarnya.

Melihat kondisi sudah terdesak, Marselinus memutuskan mengamankan ketiga rekannya ke rumah warga terdekat. "Di situ (rumah warga) mereka juga ada berusaha membakar rumah warga yang disebrang. Akhirnya saya memilih untuk mengamankana ketiga suster di dalam WC kamar mandi dari rumah masyarakat itu," ucapnya.

Aksi yang dilakukan anggota KKB semakin kejam. Selain mnghujam anak panah ke temannya Emanuel Abi, mereka membakar rumah-rumah warga, pasar dan bank, rumah distrik yang ada di sekitar barak medis.

Baca Juga: Kedapatan Jual Rokok ke Anak Kecil, Denda Rp50 Juta Menanti

"Tidak ada jalan lagi, kami memilih lari ke depan, mereka sudah mengadang ke samping kiri, kanan dan juga mereka sudah mengadang semua," tambahnya.

Karena sudah dikepung di setiap sudut, Marselinus bersama tiga nakes termasuk Kristin dan Gabriel langsung menuju jurang yang berada di belakang lokasi mereka saat itu.

Jurang tersebut cukup terjal dengan ke dalam kurang lebih 500 meter dengan sudut ketajaman 90 derajat .

"Tanpa pikir panjang, saya bertanya kepada ketiga suster bagaimana kita harus mengamankan diri, mereka menjawab ya kita lompat saja. Saya hitung sampai 3, saya lompat pertama, kemudian mereka mengikuti saya dari belakang," katanya.

Proses evakuasi jenazah Nakes oleh tim evakuasi dari TNI dan Polri Antara

Didalam jurang, mereka tersangkut di akar pohon dan semak-semak. Walau begitu, para anggota KKB ini belum berhenti mengejar keempat nakes ini.

Melihat kedatangan anggota KKB, Marselinus langsung menyelamatkan diri dengan brsembunyi di antara tebing dan akar. Sementara ketiga nakes perempuan berhasil ditangkap. "Kemudian mereka mengumpulkan ketiga suster ini. Dan meneror dengan perbuatan yang tidak pantas," ungkapnya.

Karena mendapat siksaan yang begitu brutal, ketiganya tidak berdaya lagi. Mereka semakin lemah, akhirnya pingsan.

Baca Juga: Musim Penghujan Tiba, Ini Tujuh Titik Langganan Banjir di Kota Ternate

Karena dikira sudah meninggal, tubuh ketiga nakes ini kemudian dubuang kembali anggota KKB ke jurang dengan kedalaman sekitar 300-400 meter. "Suster Kristin yang didorong pertama, kemudian Suster Anti dan juga Suster Ela," kisahnya.

Di bawah jurang, nakes Anti langsung pingsan, Sementara Kristin dan Gabriela masih sempat sadar dari pingsan. "Tapi saat itu mereka (anggota KKB) tetap ikut turun ke bawah," ujarnya.

Dengan kondisi tubuh yang sudah lemah, anti dan Kristin menghindar dari anggita KKB dengan bersembunyi di semak-semak. Sedangkan, Garbiela yang walaupun sudah dalam keadaan sadar tapi sudah tidak berdaya, karena tersangkut di pohon.

Baca Juga: Hasil Studi: Tiga Kali Vaksin Bisa Tingkatkan Kekebalan 10 Kali Lipat

"Mereka ikut ke bawah, lalu membunuhnya. Sehingga, Suster almarhum Ela dinyatakan meninggal pada saat itu," tuturnya sambil menangis.

Marselinus yang saat itu bersama Eman, Patra bersama Nakes Anti dan Kris, baru bisa keluar dari persembunyiannya pukul 17.00 WIT sore, lalu berlari menuju ke Koramil.

"Paman Patra dan juga Paman Eman tetap memilih bertahan di jurang bersama dua suster, tetapi posisinya terpisah," katanya.

Baca Juga: Peringatan Pemerintah Jepang Terkait Potensi Ancaman Teror di Indonesia, BIN: Hal yang Wajar

Sesampainya di Koramil, ternyata dia tidak menemukan satupun petugas yang saat itu sudah diarahkan ke pos Pamtas 403. Melihat itu, Marselinus pun memilih mengamankan diri di salah satu rumah warga yang di sekitar Koramil.

"Malam harinnya Paman Eman yang terkena busur memilih naik pukul 10 malam. Kemudian berusaha tidur di bawah kolong rumah warga yang ada di sekitaran jurang itu, sementara Paman Patra tetap bertahan," jelasnya.

Sementara tuga rekan mereka yakni Lukas, Siti dan Deni sebelumnya sudah berhasil menyelamatkan diri ke Koramil. Mereka Langsung diamankan menuju ke Pos Pamtas 403.

Baca Juga: China Mulai Mengancam di Laut Natuna Utara, Kapal Perang Indonesia Dikerahkan

Esok harinya sekitar pukul 06.00 Wit, Eman bersama Patra bergegas menuju Koramil untuk meminta perlindungan. Disana, keduanya pun bertemu dengan Marselinus.

Sementara dua rekan mereka yakni Anti dan Kris masih tetap bertahan di dalam jurang. Nakes Anti baru keluar dari dalam jurang sekitar pukul 10 malam dengan kondisi saat itu hujan deras, dan dalam keadaan telanjang.

Dia langsung menuju ke pos Sekiwiro. Sayangnya, di Pos Sekiwiro, tidak ada petugas disana. "Karena memang petugas sudah mengungsi, sudah pada diamankan ke pos Pamtas itu, mereka bertugasnya di situ," ungkapnya.

Gabriela Meilan, salah satu nakes yang tewas

Karena Karena takut dengan situasi, Anti kemudian berusaha keluar dari pos dan kembali bersembunyi di semak-semak.

Pada Kamis 16 September 2021 pukul 07.00 Wit, Anti memilih untuk keluar dari semak-semak menyusul adanya kegiataan pembersihan dari pos Pamtas 403.

"Menurut keterangan dari Suster Anti, pada saat itu dia sudah pada siap pasrah untuk mati. Karena memang sama sekali sudah tidak berdaya, tetapi dia tetap berusaha merangkak pelan-pelan sampai ke pos Polsek. Sehingga berteriak meminta pertolongan daripada pihak pos Pamtas," tutupnya

Baca Juga: Ini PR Besar, Peringkat Timnas Indonesia di FIFA Makin Jeblok

Saat ini, sembilan nakes yang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat tengah dirawat di RS Marthen Indey, Jayapura, Papua bersama Pratu Ansar anggota Yonif 403/WP yang mengalami luka dalam insiden penyerangan.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa (AM) Kamal mengatakan, mengatakan pembakaran yang dilakukan KKB , terjadi berturut-turut di Distrik Kiwirok, dan juga di Distik Okhika.

Baca Juga: Pegawai Kena PHK, Mulai Februari 2023 Dapat Jaminan Kehilangan Pekerjaan

Saat ini, pasukan gabungan Polri-TNI, masih terus menetralisir situasi keamanan di dua wilayah tersebut dengan melakukan penyisiran, dan pengejaran terhadap pelaku pembakaran.

Polda Papua, pun memastikan kehadiran pasukan gabungan Polri-TNI di wilayah tersebut, untuk menjamin keselamatan warga sipil. “Hingga saat ini, situasi di Distrik Kiwirok, dan Distrik Okhika, sudah dalam situasi yang kondusif,” terang Kamal.***

Editor: Purwanto Ngatmo

Sumber: ANTARA papuabarat.pikiran-rakyat.com Facebook @Florencia Laisamputty

Tags

Terkini

Terpopuler