BRIN Sebut Awal Ramadan Ormas dan Pemerintah Berbeda, Idulfitri Akan Sama

- 9 Maret 2024, 09:31 WIB
Ilustrasi. Pemantauan Hilal untuk menentukan awal Ramadan tahun ini (sumber foto: pixabay/)
Ilustrasi. Pemantauan Hilal untuk menentukan awal Ramadan tahun ini (sumber foto: pixabay/) /

SUARA TERNATE - Awal Ramadan seperti diungkapkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan berbeda antara pemerintah dan ormas. Tetapi, Idulfitri atau lebaran 2024 akan sama, sebut BRIN.

Alasan terjadinya perbedaan awal Ramadan dan persamaan lebaran di Indonesia, menurut Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, karena perbedaan kriteria dan perbedaan otoritas.

"Kalau dilihat dari prinsip kalender, perbedaan itu terjadi karena perbedaan kriteria dan perbedaan otoritas," tutur Thomas di Jakarta, seperti dikutip pada Kompas TV, Jumat (8/3/2024).

Sementara Thomas juga menjelaskan bahwa kriteria hilal yang diresmikan oleh pemerintah Indonesia dan ormas Islam adalah tinggi minimal 3 derajat Celcius dan elongasi bulan dengan matahari sebesar 6,4 derajat. 

Baca Juga: Sikapi Perbedaan Awal Ramadan, Menag Imbau Masyarakat Menjaga Toleransi

Lanjutnya, kriteria ini telah disetujui oleh para menteri agama di Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura (MABIMS).

Untuk itu, wilayah yang memenuhi kriteria ini terletak di Benua Amerika, sedangkan Asia Tenggara belum memenuhinya, sehingga kemungkinan besar tidak akan ada hasil rukyat pada 10 Maret 2024.

Lantas, kata Thomas, faktor itulah yang membuat awal Ramadaan di Indonesia jatuh pada 12 Maret 2024.

Walaupun begitu, di Indonesia, ada organisasi masyarakat atau ormas yang menggunakan kriteria berbeda, yakni wujudul hilal.

BRIN juga menyebut, pada 10 Maret 2024 di Indonesia, posisi Bulan sudah di atas ufuk dan sudah positif. Di Jakarta, posisi Bulan tingginya 0,7 derajat dan elongasi sudah di atas ufuk, namun masih kurang dari 6,4 derajat.

Baca Juga: Astronom Perkirakan Puasa Ramadan di Arab Saudi Jatuh Pada Senin 11 Maret 2024, Indonesia Apakah Sama?

Oleh karenanya, organisasi masyarakat (ormas) tersebut lantas memutuskan awal Ramadhan jatuh pada 11 Maret 2024.

"Pemerintah mengumumkan pada sidang isbat, tapi otoritas ormas dan pimpinan ormas sudah mengumumkan lebih dahulu," jelasnya.

Sementara, walaupun berbeda untuk menetapkan awal Ramadan, tanggal lebaran atau Idulfitri akan ada persamaan.

Sebab, pada 9 April 2024 posisi Bulan di wilayah Indonesia sudah cukup tinggi dan lebih dari 6 derajat dan elongasinya sekitar 8 derajat.

Maka dari faktor itu, secara hitung-hitungan sudah memenuhi kriteria MABIMS, yakni minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Baca Juga: Menarik! Lakukan Hidup Sehat dan Aman Saat Jalani Puasa di Bulan Ramadan Ala Ngabila Salama

"Saat sidang isbat tanggal 9 April 2024 akan diputuskan bahwa Idul Fitri jatuh pada 10 April 2024. Itu sama dengan kriteria wujudul hilal yang sudah dilakukan salah satu ormas, sehingga nanti Idul Fitri akan seragam tanggal 10 April 2024," kata Thomas.

Adapun, diketahui sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta masyarakat untuk tetap menjaga toleransi dan ukhuwah islamiyah dalam menyikapi perbedaan awal Ramadan 2024.

Hanya saja, untuk menetapkan awal puasa tahun ini, pemerintah akan lebih dulu menggelar sidang isbat untuk menetapkan awal Ramadan 1445 Hijriah pada 10 Maret 2024.

Editor: Randi Ishab

Sumber: kompas tv


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x