Soroti Hasil Survei SPIN, Timnas Amin Sebut Ini Murni Kepentingan Politik Bukan Objektivitas Koresponden

- 16 Januari 2024, 11:57 WIB
Timnas AMIN Achmad Nur Hidayat (tangkap layar ig @achmadnurhdyt)
Timnas AMIN Achmad Nur Hidayat (tangkap layar ig @achmadnurhdyt) /

Suara Ternate, Achmad Nur Hidayat, Anggota Dewan Pakar Tim Pemenang Nasional Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) soroti hasil survei lembaga Survei and Polling Indonesia (SPIN) periode 8-14 Januari 2024 yang menunjukan elektabilitas Capres-Cawapres.

Sebagaimana berdasarkan hasil tersebut, menunjukan bahwa Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menembus 50,9 persen, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD 23,5 persen dan Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar 18, 7 persen.

Mengenai hal itu, Achmad menyampaikan ada tiga poin yang harus dikritik tajam dari hasil survei SPIN tersebut. Pertama, menurutnya, penting untuk mengakui bahwa banyak lembaga survei beroperasi sebagai konsultan pemenangan dalam konteks politik.

Baca Juga: Belum Ada Jadwal Kampanye, Prabowo Mengaku Sering Diingatkan TKN Agar Bicara Sopan di Depan Publik

"Karena keterlibatan mereka dalam politik praktis, ada potensi bias atai kurangnya objektivitas dalam hasil survei mereka," tutur Achmad, Selasa (16/1/2024).

Adapun ungkapnya, hasil survei dapat dipengaruhi oleh siapa yang membiayai survei tersebut, yang bisa mengarah pada apa yang disebut sebagai "lembaga Surelay".

"Lembaga yang hasil surveinya mungkin lebih mencerminkan kepentingan pemberi dana daripada opini publik yang sebenarnya," ucapnya.

Baca Juga: Diduga Kampanye Anak Sulung Jokowi, Bawaslu Menelusuri Dugaan Pelanggaran Netralitas Sekda Takalar

Kedua, menurut ANH sapaan akrabnya, terkait survei SPIN yang menunjukan penurunan elektabilitas Anies dan kenaikan signifikan untuk Prabowo-Gibran, sama sekali mengada-ada. Padahal, menurutnya, berbagai survei sudah menunjukan ada tren kenaikan pada Anies dan stagnan, cenderung turun pada Prabowo.

"Jadi terkesan ini murni kepentingan politik bukan objektivitas koresponden," jelasnya, menekankan.  

Ketiga, kata ANH, survei elektoral bisa juga digunakan sebagai alat penggiringan opini publik. Oleh karena itu, hasil survei yang dipublikasikan secara luas dapat mempengaruhi persepsi publik tentang popularitas atau dukungan terhadap kandidat tertentu, yang pada gilirannya bisa mempengaruhi perilaku pemilih.

Keempat terakhirnya, tambah ANH, penting bagi publik dan pemangku kepentingan untuk mengkritisi dan mempertanyakan hasil survei, terutama dalam konteks politik yang sangat kompetitif.

Baca Juga: Mahfud MD: Isu Wadas Merupakan Pelanggaran HAM, Ganjar Pranow Sebut Tak Masalah Dibahas Dalam Debat Pilpres

"Sementara survei dapat memberikan wawasan tentang tren dan opini publik, mereka tidak selalu mencerminkan hasil pemilihan yang sebenarnya. Oleh karena itu, penting untuk mengabaikan lembaga 'surepay' seperti SPIN ini," kata ANH dosen UPN dan sekaligus juga pendiri Narasi Institute ini.

Editor: Randi Ishab

Sumber: Inilah.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x