Gas Air Mata, Tidak Hanya Serang Mata Tapi Juga Kulit dan Sistem Pernapasan

2 Oktober 2022, 12:05 WIB
Tertangkap dalam rekaman video kondisi tribun belakang yang tak rusuh dilempar gas air mata. /Twitter/Bimantara25/

SUARA TERNATE - Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur menyayat hari pecinta sepakbola Indonesia. Setidaknya tercatat, 130 orang dinyatakan meninggal dunia.

Warganet menduga kepanikan yang berujung kematian itu disebabkan karena tembakan gas air mata. Pintu keluar yang rapat dan asap gas air mata yang pedis membuat kepanikan semakin mencekam.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dede Nasrullah, mengungkapkan gas air mata mengandung tiga kumpulan bahan kimia salah satunya yang sering digunakan adalah chloroacetophenone yang disingkat dengan CN dan chlorobenzylidenemalononitrile atau yang disingkat CS.

Baca Juga: Gara-gara Gas Air Mata, Tragedi di Lima, Peru Bermula

Paparan bahan kimia tersebut secara langsung dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit.

"Senyawa CS ini biasanya diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa," kata Dede dikutip dari Antara, Minggu, 2 Oktober 2022.

"Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang dapat menyebabkan rasa nyeri, ketika gas air mata terpapar di kulit terutama pada bagian wajah dan mata akan menimbulkan rasa perih dan pedih," tambahnya.

Baca Juga: Gas Air Mata ke Arah Suporter di Dalam Stadion Kanjuruhan, Blunder Aparat Tangani Aksi Massa?

Selain itu mengalami beberapa nyeri gas air mata dapat juga menimbulkan rasa gatal pada kulit, panas, dan pengelihatan kabur.

Gejala lainnya yaitu terkait dengan pernapasan dapat dialami, seperti sulit bernapas, batuk, mual dan muntah.

Dede menjelaskan yang bisa dilakukan pertama ketika terkena gas air mata adalah menyiram bagian tersebut dengan air bersih yang mengalir, karena air ini dapat menurunkan konsentrasi senyawa CS dalam formulasi.

"Kedua, tutup dengan rapat hidung, mata dan mulut bisa dengan menggunakan masker untuk meminimalisir terhirupnya gas tersebut," ujarnya.

Ketiga segera ganti pakaian yang sudah terkontaminasi dan jangan sampai terkena atau menyentuh anggota tubuh. "Keempat segera menjauh dari area yang terdampak gas air mata. Terakhir carilah pertolongan medis, jika masih ada efek akibat gas air mata 20 menit setelahnya atau jika mengalami sesak segera minta pertolongan medis," katanya.

Baca Juga: Jokowi Minta PSSI Hentikan Liga 1 Sampai Prosedur Keamanan Dilakukan

Sementara itu, terkait penggunaan gas air mata dalam pertandingan sepak bola, Dede menilai pengamanan dengan menggunakan gas air mata tersebut merupakan pelanggaran kode etik keamanan FIFA.

Apalagi dampak dari akibat gas air mata tersebut dengan kondisi stadion yang sangat penuh sesak dan tidak kondusif seharusnya pihak berwajib dapat melakukan tindakan pengamanan yang lainnya.

"Semoga dengan kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semuanya sehingga sepak bola di Indonesia menjadi lebih baik lagi dan tidak ada kejadian kejadian yang serupa karena pada hakikatnya nyawa harus lebih dipentingkan dari segala-galanya," tutur dia.

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler