Radio

- 11 September 2021, 20:49 WIB
Ilustrasi. Radio kuno.
Ilustrasi. Radio kuno. /Pixabay/OProprioMarco/

Mengapa Indonesia memilih Tidore? Menurut saya, ini pilihan diplomasi yang sangat krusial dan menentukan sebuah kemenangan. Pertalian sejarah dan budaya antara Tidore dan Irian Barat terentang panjang sejak zaman keemasan Sultan Nuku.

Orang-orang Papua bahkan mendeklarasikan Nuku sebagai Sultan atas tanah mereka saat “Prins Rebel” ini berkeliling menggalang kekuatan melawan Belanda jauh dari tanah kelahirannya. Karena itu, Tidore selalu menempatkan Papua sebagai saudara dalam hubungan yang egaliter dan penuh cinta.

“Tanah, batu, pohon yang ada di atas tanah ini termasuk nyawa kami, kami sedia berikan untuk pemerintah, untuk Irian Barat dapat segera kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi”, titah Zainal yang menyulut semangat orang-orang Tidore.

Baca Juga: Setelah Pratiwi Sudarmono, Kenapa Astronot Indonesia Tak Pernah Lagi Ikut Misi Ruang Angkasa?

Komando Mandala sebagai bagian dari perang merebut Irian Barat didentumkan dengan nyaring. Tapi bagaimana propaganda politik dan maklumat perang ini bisa “terdengar” oleh orang-orang Papua dan juga Belanda nun jauh di seberang laut?. 

Masa itu, telekomunikasi belum semewah saat ini. Pesan biasanya dibawa kurir. Surat menyurat butuh waktu berminggu-minggu untuk sampai ke tujuan. Yang terpikirkan adalah membuat sebuah stasiun radio.

Bukankah Proklamasi Kemerdekaan juga disiarkan secara sembunyi-sembunyi lewat radio. Pemerintah sudah punya stasiun sendiri. Radio Republik Indonesia adalah media perjuangan yang melintas batas geografis Indonesia yang super luas. 

Saya membayangkan Guglielmo Marconi akan tersenyum bangga melihat temuannya berjasa merubah nasib banyak peradaban. Kemanusiaan dipersatukan lewat suara yang melintas benua.
Kadang kita tersenyum di depan kotak kecil segi empat dengan antena yang bisa ditarik ulur itu. Tak jarang ikut menangis. Padahal kita tak saling melihat. Radio adalah benda ajaib masa itu. 

Banyak revolusi untuk pembebasan dibakar lewat siaran-siaran radio. Di Jerman, Uni Sovyet, Amerika Latin dan banyak tempat, revolusi bermula dari radio.

Baca Juga: Bayi Matahari Berusia 600 Juta Tahun Ditemukan

Halaman:

Editor: Purwanto Ngatmo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah