IKABI Luncurkan CPG IDO, Waspadai Infeksi Daerah Operasi pada Pasien

- 28 Oktober 2021, 19:34 WIB
Prof. Andi Asadul Islam
Prof. Andi Asadul Islam /Antara/

SUARA TERNATE - IKABI, Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia didukung Essity Indonesia pada Kamis 28 Oktober 2021 merilis panduan praktis klinik, Clinical Practice Guideline (CPG), Infeksi Daerah Operasi (IDO) untuk dijadikan sebagai panduan menyelaraskan persepsi serta keseragaman tata laksana bedah sehingga bisa menurunkan IDO di Indonesia.

"Merupakan kegembiraan bagi kami, IKABI, dapat memberikan buah pemikiran untuk menyatukan persamaan pendapat yang tertuang dalam bentuk panduan tata laksana bagi dokter spesialis bedah atau dokter spesialis lain di seluruh Indonesia," ujar dokter spesialis bedah saraf yang juga merupakan ketua IKABI, Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS(K), dalam virtual media gathering, Kamis tadi.

dr. Syahrifil Syahar, Sp.B(K), FINACS, yang merupakan Ketua Tim Editor CPG IDO menyatakan, tim penyusunan CPG IDO terdiri dari 13 dokter bedah perwakilan Organisasi Profesi di Lingkungan Bedah (OPLB) dari berbagai wilayah Indonesia dan ditunjuk IKABI.

Baca Juga: Ini Rasa yang Membantu Meningkatkan Nafsu Makan Lansia

"Tim penyusun resmi mulai bekerja sejak Desember 2020, walaupun di tengah pandemi kegiatan penyusunan terus berlangsung baik dan selesai pada Mei 2021. Kami melakukan review intensif terhadap lebih 275 artikel penelitian ilmiah dan guideline terkait IDO yang dimuat dalam publikasi ilmiah dari seluruh dunia," jelas dr. Syahar.

Lantas, kata dia, tahap akhir penyusunan CPG IDO melibatkan pihak eksternal sebagai peninjau materi sebelum resmi ditetapkan.

CPG tersusun dalam lima bagian besar, menghasilkan 47 pertanyaan yang dilengkapi dengan rekomendasi tindakan. Adapun pokok bahasan CPG meliputi pencegahan dan tata laksana mulai dari prabedah, intrabedah, dan pascabedah.

Baca Juga: Punya Bisul? Begini Cara Mengobatinya agar Cepat Kempis dan Kering

"Beberapa hal yang berhubungan dengan meningkatnya kejadian IDO juga dijabarkan dalam CPG IDO ini," tambah dr. Syahar.

Baca juga: Sosok dokter bedah plastik yang mengoperasi hidung Jaksa Pinangki

Hingga saat ini, dr. Andi mengatakan bahwa insiden IDO masih menjadi masalah serius dan penuh tantangan bagi para dokter spesialis bedah khususnya di negara berkembang, serta menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas yang signifikan setelah operasi.

Mengutip laporan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo tahun 2013, dr. Andi mamaparkan bahwa insiden IDO pada bedah abdomen sebesar 7,2 persen dan tahun 2020 dilaporkan 3,4 persen. Namun, dia menilai data pelaporan insiden IDO di Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Komplikasi akibat IDO, lanjutnya, dapat memperburuk kondisi pasien, menyebabkan tambahan biaya perawatan, dan ancaman meningkatnya resistensi antibiotik bahkan kematian.

"IDO menyebabkan kematian tiga kali lipat lebih tinggi. Beban biaya juga menjadi lebih tinggi karena durasi rawat inap yang lebih lama dan diperlukannya intervensi medis tambahan seperti operasi ulang," tambah dr. Andi.***

Editor: Ahmad Zamzami

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah