SUARA TERNATE - Ragam cara dilakukan para penipu siber untuk menjebak korban sehingga akun dan kata kunci mereka diretas untuk melakukan aksinya.
Mereka akan memanfaatkan celah-celah yang ada untuk menjebak korban yang diincar. Pengguna yang tidak teliti, dan gagap teknologi, rentan menjadi korban penipuan siber.
“Pengguna yang selalu mengecek kembali dan bisa mendeteksi penipuan akan lebih aman dari celah penipuan,” ucap Konsultan keamanan siber, Teguh Aprianto dalam konferensi pers daring, Kamis 28 Oktober 2021
Baca Juga: Resmi! Mark Zuckerberg Ganti Nama Facebook Jadi Meta. Ini Tampilan Logonya
Dikutip dari Antara, pendiri ethical hacker ini pun membeberkan cara-cara yang dilakukan penipu untuk meretas akun korban yang patut diketahui.
Cara pertama apa yang disebut dengan phising. Di mana korban dijebak dengan menggunakan halaman login palsu yang dibuat mirip dengan halaman login asli. Pengguna yang tidak teliti dan mengisi data di halaman palsu bisa jadi korban karena data penting itu sebetulnya dimanfaatkan oleh penipu.
Baca Juga: Edaran Baru, Ini Syarat Berpergian Bagi Penumpang Pesawat, Kapal, Bus dan Kereta Api
Cara kedua, menurut Tegus yakni rekayasa sosial (social engineering). Di mana korban dimanipulasi agar tanpa disadari mengikuti keinginan pelaku atau memberikan apa yang diminta pelaku.
Penipu akan menghubungi korban melalui telepon dan berpura-pura sebagai oknum yang harus meminta data pribadi secara detail, termasuk nomor OTP (One Time Pasword). Setelah data krusial didapatkan, akun korban bisa dengan mudah diretas dan diambil alih.