Menapaki Cikini Kawasan Elit Masa Lalu yang Terus Melintasi Waktu

- 27 Desember 2021, 11:06 WIB
Bangunan Rumah Raden Saleh pada tahun 1875-1885. ANTARA/HO-Cagar Budaya Kemendikbud/am.
Bangunan Rumah Raden Saleh pada tahun 1875-1885. ANTARA/HO-Cagar Budaya Kemendikbud/am. /

Infrastruktur trotoar di sepanjang jalan Cikini Raya kini sudah rampung bersolek yang dikerjakan pada 2019 lalu, dilengkapi guiding block, bollard atau tiang kecil pembatas, bangku taman, halte, dan wayfinding. Dengan kelengkapan fasilitas pejalan kaki seperti itu, konsep wisata walking tour lebih memungkinkan untuk dikembangkan.

Seorang pejalan kaki melintas di trotoar jalan Cikini Raya di depan bangunan baru Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 23 Desember 2021. (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)
Seorang pejalan kaki melintas di trotoar jalan Cikini Raya di depan bangunan baru Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 23 Desember 2021. (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)

Untuk mewujudkan rencana tersebut, pihak Disparekraf turut menggandeng BUMD PT Jakarta Tourisindo atau Jakarta Experience Board (JXB), asosiasi agen wisata, hingga komunitas pemandu wisata yang telah profesional di bidangnya.

Event & Product Specialist PT Jakarta Tourisindo, Muhammad Rayhan Islamy, mengatakan konsep wisata ini akan diluncurkan sesegera mungkin. Ia berharap Cikini Walking Tour bisa berjalan pada 2022 dan dibuka untuk masyarakat luas.

Baca Juga: Samurai Jepang Abad ke-17 yang Berlayar ke Eropa, Bertemu Paus dan Menjadi Warga Negara Romawi

“Karena ini udah trial ketiga kami, kami mau coba launching-nya di bulan Januari. Kami lihat kondisi pandemi juga karena sebenarnya (pengalaman) tur ini lebih baik dilakukan secara offline,” katanya.

Menjelajah tempat-tempat bersejarah Cikini dengan berjalan kaki dapat dijadikan alternatif berwisata pascapandemi. Terlebih konsep berwisata ini dapat menerapkan pembatasan jumlah peserta walking tour dalam satu grup sehingga tak perlu berdesak-desakan atau berkerumun.

Nantinya pemandu tur tak sekadar mengenalkan tempat-tempat menarik, melainkan juga mengajak wisatawan mengimajinasikan wajah Cikini tempo doeloe dengan melewati rute yang telah disiapkan.

Wajah Cikini, dari “istana” Raden Saleh hingga kedai Bakoel Koffie era kontemporer

Saat Indonesia masih bernama Hindia Belanda, Cikini dapat dikatakan termasuk kawasan yang istimewa sebab menjadi bagian dari penyokong Weltevreden atau kawasan tempat tinggal utama orang-orang Eropa.

Halaman:

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x