Kolom: Melanjutkan Sastra Profetik

- 24 Februari 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Pixabay/

Meskipun asumsi yang dibuat oleh teoritisi modernisasi ekologis tampak menarik dan memberikan solusi atas krisis lingkungan namun teori ini memiliki kelemahan karena pada kenyataanya industri hanya akan melihat polusi sebagai inefisiensi pada proses produksi semata dan kemudian menerapkan teknologi ramah lingkungan sebagain bagian dari penghematan biaya.

Pandangan para penganut Ekotheologi

Para penganut ekotheologi berpandangan bahwa keyakinan antroposentrisme yang dianut oleh manusia modern (termasuk penganut modernisasi ekologi)adalah biang kerok munculnya krisis lingkungan saat ini. Antroposentrisme adalah cara pandang yang menganggap bahwa manusia merupakan pusat ekosistem.

Bagi penganut pandangan antroposentrisme, nilai tertinggi dan paling menentukan dalam tatanan ekosistem adalah manusia dan kepentingannya. Dengan demikian, segala sesuatu selain manusia (termasuk di dalamnya adalah alam semesta dan Tuhan) hanya akan memiliki nilai jika menunjang kepentingan manusia, ia tak memiliki nilai di dalam dirinya sendiri. Oleh sebab itu, alam dilihat hanya sebatas objek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Untuk memulihkan kembali bumi sebagai rumah bersama semua makhluk,para penganut ekotheologi menawarkan pandangan baru tentang alam, yaitu memandang alam sebagai yang teofani. Artinya, masyarakatmodern perlu meletakkan kembali pemahamannya tentang eksistensi diri, alam dan Tuhan serta bagaimana relasi antar ketiganya bisa berlangsung harmoni.

Pendek kata, Tuhan adalah Pusat sedangkan alam dan manusia merupakan manifestasi dari sifat-sifat Tuhan. Itulah esensi dari ajaran tauhid dimana alam, manusia dan Tuhan diramu dalam relasi yang holistik.

Melalui kerangka ini, para penganut ekotheologi sebetulnya hendak mengajak kita untuk merenungkan kembali bahwa hakikat manusia adalah bagian integral dari alam semesta, sedangkan alam semesta adalah cerminan dari kekuasaan Ilahi. Maka dalam konteks inilah, menempuh langkah untuk berdamai dan hidup harmoni dengan alam adalah jalan yang terbaik.

Implikasi Gagasan para penganut ekotheologi adalah lahirnya gerakan-gerakan etika environmental. Etika enviromental adalah gerakan penyadaran, perawatan dan penyelamatan lingkungan dengan berbasis pada etika-etika yang berlaku.

Gagasan para penganut ekotheologi tentang teologi lingkungan sebetulnya juga saling bertautan dengan epistemologi ekologi baik klasik maupun kontemporer yang sepakat dengan pandangan bahwa “ada nilai sakralitas yang melekat pada alam.”

Penutup

Halaman:

Editor: Ahmad Zamzami


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x