Asal Usul Virus Corona Masih Jadi Misteri, AS dan China Saling Lempar Kesalahan

- 12 September 2021, 12:48 WIB
Ilustrasi. Pekerja laboratorium.
Ilustrasi. Pekerja laboratorium. /Pixabay/fernando zhiminaicela

SUARA TERNATE - Isu yang diperdebatkan tentang asal usul corona virus masih menjadi tanda tanya besar. Amerika Serikat (AS) dan China bersitegang saling tuding melempar kesalahan.

Kini publik kembali dikejutkan dengan dokumen yang menyebutkan Amerika Serikat (AS) mendanai penelitian di laboratorium Wuhan.

Lepas dari itu, ternyata kedua negara memiliki ikatan dalam penelitian virus meski hingga kini pihak AS ataupun China belum memberikan keterangan pasti soal kebocoran dokumen tersebut.

Baca Juga: Bongkar 'Borok' di Garuda Indonesia, Peter Gontha: Semoga yang Punya Hati Tidak Ikut-ikutan

Lagi-lagi seorang peneliti luar yang telah bekerja selama bertahun-tahun dengan Wuhan Institute Virologi buka suara soal apa yang terjadi.

Peneliti yang tak ingin identitasnya itu diungkap menggambarkan kondisi di dalam laboratorium Wuhan.

"Kolaborasi ilmiah dalam virologi itu hilang," ujarnya, dikutip dari Washington Post.

"Sekarang orang China tak akan menyambut orang asing karena mereka menilai, Anda datang untuk menggali tanah (informasi)," ujarnya lagi menambahkan.

Baca Juga: Awas! BIN serta 10 Kementerian dan Lembaga Diduga Disusupi Hacker China

Berdasarkan laporan audit laboratorium pada Juni 2018 digambarkan Lab P4 berada di luar jalan raya di pinggiran industri selatan Wuhan.

Berdasarkan lab P4 Prancis di Lyon, bangunan ini memiliki 4 lantai: administrasi sampah di bagian belakang; laboratorium eksperimental dan ruang hewan di bawah tanah ruangan utama; dan di dua lantai atas, peralatan untuk memastikan aliran udara terlindungi, kata laporan itu.

Laboratorium itu memiliki “teknologi terbaru, kompleks yang sangat besar,” kenang Boris Klempa, seorang peneliti Akademi Ilmu Pengetahuan Slovakia yang berkunjung pada tahun 2017.

Namun, tidak semua tempat terbuka untuk umum, pada tahun 2018 media lokal sempat menyinggung soal virus yang tengah diteliti di Laboratorium Wuhan.

"Pengungkapan informasi semacam itu tidak bisa diungkapkan, harus dikendalikan," ujar wakil direktur lab P4, Song Donglin.

Baca Juga: BREAKING NEWS: KM Tiga Putri Ditemukan di Perbatasan antara Bitung dan Manado

Pihak Wuhan Institute Virologi selalu ditekan dan diingatkan agar tak membocorkan rahasia negara di balik laboratorium.

Pada tahun 2003 Laboratorium Wuhan, Lab P4 memfokuskan diri pada wabah SARS.

Seorang peneliti, Shi Zhengli mulai mencari tahu asal usul SARS, berburu kelelawar bekerja sama dengan ilmuwan luar lainnya.

Pada tahun 2004, kelompoknya mengumpulkan sampel dari 408 kelelawar di seluruh China.

Itu adalah pekerjaan yang besar dan melelahkan, Shi dan rekan-rekannya merangkak dengan perut mereka melalui gua-gua ramping.

Mereka menangkap kelelawar dengan jaring, melepaskan sebagian besar dari mereka setelah mengambil sampel, dan jarang membawa sejumlah kelelawar lagi ke lab.

Baca Juga: Prediksi Napoli vs Juventus di Serie A Italia: Nyonya Tua Bisa Kembali Terluka

Tujuh tahun dalam pencariannya, pada tahun 2011 Shi menemukan kerabat dari wabah SARS di provinsi Yunnan, China.

Pada 2014 ia mendapatkan dana bantuan dari pemerintah untuk melanjutkan ekspedisi pencarian virus corona di selatan China.

Tiga tahun kemudian, kelompoknya memperkenalkan bahwa mereka telah menemukan semua item genetik virus SARS pada kelelawar di gua Yunnan, yang pada dasarnya membuktikan asal penyakit.

Upaya Yuan selama 13 tahun akhirnya membuahkan hasil, dengan lampu hijau lab P4 mulai beroperasi pada tahun 2017.

Shi menjadi pusat perhatian dunia pada 23 Januari 2020, hari yang sama ketika otoritas China menutup Wuhan karena sebuah penyakit baru.

Dalam makalah pracetak, kelompoknya sempat memperkenalkan bahwa mereka telah menemukan virus 96,2% yang identik dengan virus corona baru.

Shi awalnya takut virus itu mungkin berasal dari labnya, seperti yang dia instruksikan kepada Scientific American.

Namun tiba-tiba dia berubah pikiran, dan bersikeras jika Institut Virologi Wuhan tidak pernah bersinggungan dengan virus corona.

Mengatakan bahwa dia memeriksa informasi laboratorium dan bahwa setiap staf yang meneliti antibodi SARS-CoV-2 pada akhirnya tidak menguntungkan hasil.

Terkait hal tersebut, banyak pihak yang menilai jika Shi dibungkam dan diminta untuk menutupi apa yang terjadi di laboratorium Wuhan.

Hingga saat ini teka-teki asal-usul virus corona masih belum ditemukan, pandemi masih menyebar dengan mutasi-mutasi yang terjadi.***

Editor: Ahmad Zamzami

Sumber: Pikiran Rakyat Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah