Sebelumnya, para menteri luar negeri di blok Uni Eropa secara prinsip sepakat untuk mencoret lebih banyak politisi dan menargetkan perdagangan obligasi.
Baca Juga: Rilis Trailer Perdana, Serial Kriminal Under the Banner of Heaven Dibintangi Andrew Garfield
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin 21 Februari 2022 mengakui “kemerdekaan” dua wilayah di Donbass, Ukraina timur yang berbatasan dengan Rusia dan menjadi kantong kelompok separatis. Pengakuan itu menambah ketakutan negara-negara Barat terhadap kemungkinan perang besar di Eropa.
Para menteri luar negeri Uni Eropa tidak hanya akan menjatuhkan sanksi terhadap Putin, melainkan ke semua anggota parlemen majelis rendah Rusia yang mendukung pengakuan wilayah yang memisahkan diri tersebut.
Baca Juga: Tak Disangka, Penyebar Video Mesum Sejoli di Denpasar Bali Ternyata Oknum Polisi
Sanksi itu meliputi pembekuan kepemilikan aset di Uni Eropa dan pencekalan ke negara-negara blok tersebut.
Pihak bank yang ikut mendanai kegiatan kelompok separatis di Ukraina timur juga akan menjadi target. Selain itu, dua wilayah terkait juga akan dicoret dari pakta perdagangan bebas antara Uni Eropa dan Ukraina.
Baca Juga: Dikeroyok Debt Collector, Benarkah Ketum KNPI Haris Pertama Punya Hutang ?
Dampak sanksi baru terhadap bank dan perdagangan obligasi kemungkinan hanya sedikit. Barat saat ini lebih memilih untuk mengumpulkan paket sanksi yang jauh lebih berat, yang telah direncanakan sebagai cadangan apabila krisis meningkat.
Secara teknis, sesuai aturan prosedur Uni Eropa, 27 negara anggota diperkirakan menyetujui sanksi-sanksi ini.***