SUARA TERNATE - Lima pekerja penyelamat di Filipina tewas akibat Topan Noru. Topan tersebut menyebabkan banjir dan jutaan orang hidup tanpa listrik.
Para penyelamat itu hanyut dalam banjir bandang saat melakukan operasi di distrik San Miguel, utara ibu kota Manila.
Distrik itu termasuk di antara yang terkena dampak Topan Noru. Beberapa penduduk terlihat mengevakuasi diri di atap mereka. Sementara yang lain mengarungi air yang berserakan sampah setinggi dada, berusaha untuk memberikan persediaan.
Baca Juga: Topan Dahsyat Terjang Jepang, PM Fumio Kishida Tunda Hadiri Sidang Umum PBB di New York
Topan tersebut menyebabkan hembusan angin hingga 240 km per jam di Luzon. Lebih dari setengah dari 110 juta penduduk negara itu kehilangan tempat tinggal.
Noru, yang dikenal secara warga lokal sebagai Karding, pertama kali berhembus pada pukul 20.20 waktu setempat pada hari Minggu.
Topan ini diperkirakan akan meninggalkan Filipina pada Senin malam.
Baca Juga: Topan Rai Hantam Filipina, Tak Ada Korban Jiwa dari WNI di Wilayah Terdampak
Di San Vincente, sebuah desa di San Miguel, seorang pria terlihat sia-sia mencoba membersihkan air dari pintunya.