Network
Suara Ternate, Pembunuhan Jurnalis di Gaza terjadi sudah berulang kali, merespon hal tersebut Komite Perlindungan Jurnalis atau Committee to Protect Jurnalists (CPJ) yang bermarkas di Amerika Serikat (AS), serta 17 mitra organisasi Jurnalis lainnya, pada Rabu (24/1/2024) mendesak Uni Eropa untuk menyerukan perlindungan jurnalis di tengah perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
"Pembunuhan terhadap banyak jurnalis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam jangka waktu yang sangat singkat memiliki implikasi yang jelas dan mendalam terhadap kemampuan masyarakat, termasuk warga negara Uni Eropa, untuk mendapatkan informasi tentang konflik yang mempunyai implikasi lokal, regional dan global," tertulis pada isi surat dari kelompok kebebasan pers itu kepada Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Joseph Borrell.
Sementara, berdasarkan catatan data CPJ, sebanyak 119 jurnalis telah kehilangan nyawa mereka sejak konflik dimulai pada 7 Oktober tahun lalu.
Baca Juga: Rencana Arab Saudi Mengizinkan Penjualan Alkohol Khusus dan Terbatas Untuk Diplomat Non Muslim
"Kami menulis surat ini untuk memohon kepada Anda agar bertindak segera dan tegas untuk mendukung kondisi pelaporan yang aman dan tidak terbatas mengenai permusuhan," tulis isi surat tersebut.
Adapun, Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 25.700 warga Palestina dan melukai 63.740 lainnya. Sementara, hampir 1.200 warga Israel diyakini telah tewas dalam serangan tersebut.
Untuk itu, perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara lebih dari separuh infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Baca Juga: Bali Masuk 10 Besar Destinasi Terpopuler Internasional di Indonesia Dalam Tren Pencarian Wisatawan
