Bank DBS Gelar Kampanye Makan Tanpa Sisa

- 25 November 2021, 17:00 WIB
Limbah makanan bisa dijadikan untuk membuat makanan kembali yang bisa digunakan.
Limbah makanan bisa dijadikan untuk membuat makanan kembali yang bisa digunakan. /Pixabay - Couleur

SUARA TERNATE - Bank DBS Indonesia sedang mengadakan kampanye #MakanTanpaSisa yang digulirkan pada tahun 2020 demi membangkitkan kesadaran pada publik perihal problem sampah makanan.

Pada tahun ini, Bank DBS Indonesia mencatatkan 20 ton sampah makanan yang sukses diselamatkan dengan cara didaur ulang atau didistribusikan kembali, bekerja sama dengan berbagai pihak baik para wirausaha sosial, LSM, nasabah, hingga karyawan bank.

Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika, pada keterangan resmi, Kamis, 25 November 2021, mengatakan, “Kami sangat bangga atas pencapaian yang dihasilkan dari prakarsa TZFW yang telah berhasil mencapai sekitar 20 ton food impact, naik dari tahun lalu sebesar 11,8 ton."

Baca Juga: Vila Megah yang jadi Latar di Film House of Gucci bakal Tersedia di Airbnb untuk Dinikmati

Sebagai acara puncak dari kampanye tersebut, pihaknya bersama FOI memberikan donasi sejumlah 500 paket bahan pangan kepada masyarakat yang rentan terdampak pandemi COVID-19 di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Tak cuma itu, DBS pun berkolaborasi dengan FOI untuk mengumpulkan bahan pangan dari supermarket dan toko ritel yang memiliki pasokan berlebih untuk distribusikan kepada keluarga yang terdampak di 10 kota (Jakarta, Surabaya, Semarang, Solo, Jogja, Malang, Cirebon, Pandeglang, Palembang dan Lampung).

"Kedua kegiatan ini menghasilkan setara 8,25 ton food impact. Kami berharap kampanye ini dapat memberikan dampak positif dan menginspirasi masyarakat untuk bersama-sama menuju Towards Zero Food Waste.”

Baca Juga: Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Crepes dan Leker

Keluarga rentan termasuk mereka yang terdampak oleh COVID-19, terutama yang bekerja di sektor informal. Tiap keluarga akan menerima paket bahan pangan yang terdiri dari beras, mie, minyak goreng, makanan kemasan, dan gula yang dibagikan menggunakan Mobil Pangan Umat (MPU).

Hendro Utomo, CEO Foodbank of Indonesia mengatakan, survey FOI di 14 kota menyatakan ada sekitar 27 persen anak-anak usia dini berangkat ke PAUD dalam keadaan lapar. Di pemukiman padat, angkanya bisa mencapai 40 persen.

Pandemi membuat situasi anak-anak lebih sulit lagi karena banyak keluarga kehilangan pencari nafkah dan daya beli orang tua menurun. Dalam Aksi 1.000 Bunda di 22 kota kabupaten, FOI bersama ribuan Bunda relawan membuka akses bagi lebih dari 40.000 anak-anak usia dini dengan memberikan makanan tambahan. Pada tahun 2020 ada lebih dari 300 ribu ton makanan diselamatkan dari kemubaziran.

*FOI bersama Bank DBS Indonesia mengajak masyarakat untuk lebih menghargai makanan dengan menghabiskan atau berbagi. Kita perangi kelaparan di sekitar kita, sekaligus merawat bumi dari krisis iklim.”

Kampanye TZFW diwujudkan dengan gerakan #MakanTanpaSisa, dengan tujuan untuk mengajak masyarakat mengurangi sampah makanan melalui kebiasaan sehari-hari.

Bank DBS Indonesia juga menggandeng berbagai komunitas dalam melaksanakan gerakan #MakanTanpaSisa, termasuk Saya Pilih Bumi (komunitas peduli lingkungan di bawah naungan National Geographic Indonesia), Garda Pangan, Tani Hub, Yummybox, serta Zero Waste ID dan Sea Soldier.

Sebuah kampanye holistik digencarkan melalui berbagai saluran dengan pesan yang konsisten salah satunya dengan media sosial, di mana masyarakat dapat mengikuti rangkaian kegiatan seperti “Watch to Donate” dan setiap postingan turut berkontribusi dalam menyebarkan kebaikan dan juga dikonversi menjadi donasi makanan. Kampanye sosial media ini berhasil menarik perhatian publik dan telah ditonton lebih dari 14 juta orang.***

Editor: Ahmad Zamzami


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x