Begini Sisi Lain Tidur Bagi Orang Puasa Dalam Pandangan Gus Baha

- 30 Maret 2024, 09:35 WIB
Ulama Ahli Tafsir Alquran sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim (Gus Baha) (Tangkap Layar Ig@kajian.gusbaha)
Ulama Ahli Tafsir Alquran sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim (Gus Baha) (Tangkap Layar [email protected]) /

SUARA TERNATE - Ulama Ahli Tafsir Alquran sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang, KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim (Gus Baha), dalam sebuah pengajian menjelaskan tentang sisi lain dari hadis tidurnya orang berpuasa.

Adapun penjelasannya, sebagaimana berikut:
Saya ceritakan, satu yang serius dan dua yang guyon (bercanda). Tetapi, hal ini sama-sama penting dalam latihan berpuasa. Misalnya tidur:

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ 

(Naumus shaim ‘ibadah)
Artinya: Tidurnya orang puasa itu ibadah. 

Baca Juga: Bukber Bersama Warga Kastela, PLTMG Ternate Beri Santunan ke Anak Yatim 

Selanjutnya, kita barangkali tidak akan sampai pada level niatnya orang terdahulu. Misalnya, saya kalau sering guyon (bercanda) ketika mengajar Ushul Fikih seperti begini.

Adapun semoga para malaikat apabila menilai kita tidur adalah bukan (menilai):

هذا تَرَكَ التَّهَجُّدَ هذا تَرَكَ الضُّحَى وهذا تَرَكَ نَوَافِلَ الْخَيْرَاتِ

(Hadza tarakat tahajjuda, hadza tarakad duha, wa hadza taraka nawafilal khairat)
Artinya: Ini orang tidur berarti meninggalkan (shalat) Tahajud, Dhuha, atau meninggalkan ibadah-ibadah yang lain. 

Namun, malaikat atas nama Ushul Fikih juga menilai:

هذا تَرَكَ الْمَعَاصِىَ

(Hdza tarakal ma’ashiya)
Artinya: Orang ini meninggalkan maksiat. 

Baca Juga: Rasulullah Makan Kurma Dalam Jumlah Ganjil Saat Berbuka Puasa, Begini Manfaat Medisnya!

Sementara, dia mungkin terjaga dari melihat hal-hal yang dosa atau gosip. Jadi, barakahnya tidur dia meninggalkan itu semua.

Sehingga, dahulu yang kita lihat tidur sebagai hal yang biasa. Barakahnya membaca literatur orang terdahulu dengan kualitas ayat:

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ مَنَامُكُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari

Untuk itu, karena, dengan tidur, kita bisa meninggalkan sekian maksiat. Nanti, apabila dilihat para ahli kedokteran mungkin akan memuji itu sebagai istirahat, menjaga stamina dan sebagainya.

Baca Juga: Ikuti Tips Andien Aisyah Saat Menjalani Ibadah Puasa Dengan Segar Bugar dan Sehat

Oleh karena itu, barakahnya kita sebagai kiai membaca (literatur) dan umat kita ajari, mereka akan tahu cara niat bahkan saat tidur, sehingga dahulu apabila kita puasa senang sekali.

Dirinya melanjutkan, biasanya kerja, tapi nggak kerja. Yang dahulu tidur jam sembilan pagi itu buruk, tapi gara-gara semua kiai khutbah naumus shaim ‘ibadah (نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ), lalu dimaklumi.

Lantas, cara memakluminya bagaimana? Caranya, kita jangan berpikir negatif: “Wah ini puasa kok nggak membaca Alquran, nggak sholat Duha, kok malah tidur”. Tetapi, kita beri poin: “Lah kalau ini (tidur) tidak maksiat, kalau ini meninggalkan hal-hal yang buruk”.

Baca Juga: Selain Bermanfaat Bagi Semua Orang, Dokter Sebut Manfaat Puasa Untuk Penderita Stroke Simak!

Editor: Randi Ishab

Sumber: Inilah.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x