Mengenang Para Johan dalam Sejarah Kedaulatan Maritim Kerajaan Melayu

- 11 November 2021, 12:03 WIB
Gudang Mesiu Kerajaan Riau-Lingga-Pahang, salah satu aset budaya di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. ANTARA/Nikolas Panama.
Gudang Mesiu Kerajaan Riau-Lingga-Pahang, salah satu aset budaya di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. ANTARA/Nikolas Panama. /

Bersamaan dengan itu, pada 9 September 1795 Residen VOC di Tanjungpinang dan pasukan Belanda ditarik dari Tanjungpinang. Maka, benteng-benteng Belanda pun dibongkar atas titah Sultan Mahmud Riayat Syah.

Kekuatan tentara resmi Sultan Mahmud Riayat Syah terdiri atas 8.000 tentara patroli laut, 20.000 di daratan, ditambah pasukan siaga 24.000 bajak laut Lingga, dan 42.000 bajak laut Tanjungpinang, Bintan, dan sekitarnya.

Selebihnya, para bajak laut itu mengawal seluruh perairan Kepulauan Karimun, Batam, Singapura, Johor, Pahang, Pulau Tujuh (Tambelan, Anambas, dan Natuna sekarang) sampai sepanjang Selat Melaka dan perairan Kalimantan.

Kearifan Sultan dan kesetiaan bajak laut kita pada masa lalu telah terbukti sanggup mempermalukan dan menghancurkan sesiapa pun yang datang sebagai lawan.

"Itulah semangat patriotisme pejuang maritim kita yang tak terlupakan. Mereka sesungguhnya memang para johan," katanya.***

Halaman:

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah