Tak Perlu Berikan Paracetamol kepada Anak setelah Divaksin, Simak Penjelasan Ahli!

- 18 Desember 2021, 14:00 WIB
Info vaksin anak usia 6-11 tahun setiap Senin hingga Jumat di Kebayoran Lama Jakarta.
Info vaksin anak usia 6-11 tahun setiap Senin hingga Jumat di Kebayoran Lama Jakarta. /unsplash.com/CDC


SUARA TERNATE - Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, SpA(K), Ketua Satgas Imunisasi IDAI, menyarankan supaya orang tua tidak usah memberikan paracetamol untuk anak bila memang tidak timbul gejala demam setelah vaksinasi COVID-19, karena bisa mempengaruhi proses pembentukan antibodi.

“Kalau timbul demam, kita beri paracetamol. Tapi mohon dengan sangat, paracetamol jangan diberikan sebelum timbulnya demam. Karena kalau diberikan paracetamol sebelum dimulainya demam akan mengganggu proses pembentukan antibodi sehingga kekebalannya akan lebih rendah,” ujar Hartono dalam media gathering secara virtual, Jumat, 17 Desember 2021, kemarin.

Hal itu, menurutnya, didasarkan kepada pengamatan dan pengalaman vaksinasi jenis lainnya yang diberikan terhadap anak atau bayi pada umumnya.

Baca Juga: Tak Dapatkan Vaksin Dosis Pertama, Risiko Wabah Campak pada Bayi Meningkat

“Untuk vaksin COVID-19, ini sebenarnya belum diteliti. Tapi untuk amannya, jangan diberikan obat penurun demam sebelum timbulnya demam. Bila timbul demam, silakan berikan obat penurun demam,” jelasnya.

Demam sendiri merupakan salah satu bentuk respon tubuh pasca mendapatkan suntikan vaksin atau biasa disebut sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Hartono mengatakan KIPI pascavaksinasi COVID-19 pada umumnya bergejala ringan yang dibagi menjadi dua, yakni lokal dan sistemik.

Baca Juga: Hasil Studi Membuktikan Vaksin Pfizer-BioNTech Efektif untuk Usia 12-18

Pada gejala lokal efek samping yang dirasakan berupa nyeri, kemerahan, atau bengkak pada tempat suntikan. Sementara KIPI sistemik berupa efek lemas, mengantuk, badan terasa hangat, hingga demam.

Ketua Umum IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan hingga saat ini tidak ada KIPI berat pada remaja atau anak pasca imunisasi yang langsung disebabkan oleh vaksinasi COVID-19. KIPI yang dilaporkan adalah KIPI yang bersifat lokal atau ringan, termasuk gejala demam.

“Barusan saja webinar dengan ketua Komnas KIPI Prof beliau mengatakan sementara ini tidak ada,” tuturnya.

Sementara itu Direktur Eksekutif International Paediatrics Association (IPA) Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K) menegaskan bahwa pada umumnya gejala KIPI pada vaksinasi COVID-19 tidak berbeda dengan imunisasi yang telah ada selama ini.

“Kalau kita tahu bahkan beberapa imunisasi itu KIPI-nya lebih daripada imunisasi COVID-19. Untuk saat ini tidak ada yang dipermasalahkan KIPI ini,” ujarnya.***

Editor: Ahmad Zamzami

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah