Tak Dapatkan Vaksin Dosis Pertama, Risiko Wabah Campak pada Bayi Meningkat

- 11 November 2021, 09:25 WIB
Ilustrasi posyandu. Kegiatan posyandu yang berupa suntik campak dan vitamin A tersebut dilakukan untuk mencegah kasus stunting pada anak khususnya di daerah pedesaan.
Ilustrasi posyandu. Kegiatan posyandu yang berupa suntik campak dan vitamin A tersebut dilakukan untuk mencegah kasus stunting pada anak khususnya di daerah pedesaan. /Antara Foto/Akbar Tado/ANTARA FOTO


SUARA TERNATE - Sudah lebih dari 22 juta bayi pada 2020 tak menerima dosis pertama vaksin selama pandemi COVID-19 yang mengakibatkan risiko wabah campak semakin tinggi. Hal ini menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Walaupun laporan adanya kasus campak turun lebih dari 80 persen pada tahun lalu dibandingkan 2019, namun semakin tingginya jumlah anak-anak yang tidak divaksin menyebabkan mereka menjadi rentan, menurut laporan bersama WHO dan CDC pada Rabu 10 November 2021.

Di tahun 2020, terdapat sekitar tiga juta lagi anak yang kehilangan kesempatan mendapatkan vaksin. Jumlah tersebut merupakan peningkatan terbesar dalam dua dekade.

Baca Juga: Ini Pola Makan Tidak Sehat yang bisa Sebabkan Anak Terkena Diabetes

Situasi tersebut akhirnya mengancam upaya global demi membasmi penyakit virus yang sangat menular tersebut.

"Jumlah besar anak-anak yang tidak divaksin, wabah campak, temuan penyakit dan diagnostik yang dialihkan untuk mendukung penanganan COVID-19 merupakan faktor yang meningkatkan kemungkinan kematian akibat campak dan komplikasi serius pada anak-anak," kata kepala imuninsasi CDC Kevin Cain.

Campak merupakan salah satu penyakit yang diketahui paling menular, lebih dari COVID-19, Ebola, TBC atau flu. Penyakit itu bisa menjadi berbahaya bagi anak bayi dan anak kecil. Salah satu kemungkinan yang bisa ditimbulkan adalah  komplikasi pneumonia.

Baca Juga: Pentingnya Senam Sehat untuk Lansia demi Hindari Diabetes

Pada 2019, laporan kasus campak mencapai angka tertinggi dalam hampir seperempat abad.

Laporan terkini menyebutkan bahwa kampanye vaksinasi campak yang mulanya direncanakan pada 2020 di 23 negara ditunda, sehingga menyebabkan lebih dari 93 juta orang berisiko terkena penyakit tersebut.

"Penting bagi negara-negara untuk segera mungkin memvaksinasi COVID-19, namun ini membutuhkan sumber daya baru sehingga tidak membebani program imunisasi," kata direktur departemen imunisasi, vaksin, dan biologi WHO Dr Kate O'Brien.

"Imunisasi rutin harus dilindungi dan diperkuat, kalau tidak, kita berisiko menukar satu penyakit mematikan dengan penyakit mematikan lainnya," kata O'Brien.***

Editor: Ahmad Zamzami

Sumber: Reuters ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x