Penelitian Terbaru: Vitamin C Tidak Membantu Kurangi Risiko Kematian akibat Covid-19

- 3 Maret 2022, 05:00 WIB
12 Merk Vitamin C Kualitas Terbaik, Jaga Kesehatan Tubuh Agar Tetap Fit dan Tidak Mudah Terserang Penyakit
12 Merk Vitamin C Kualitas Terbaik, Jaga Kesehatan Tubuh Agar Tetap Fit dan Tidak Mudah Terserang Penyakit /Pixabay


SUARA TERNATE - Vitamin merupakan salah satu bagian penting dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan. Akan tetapi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa nutrisi mungkin tidak memainkan peran besar dalam situasi COVID-19, sehingga para ahli kesehatan menekankan hanya mengandalkannya untuk perlindungan dalam kondisi berbahaya.

Pada sebuah meta-analisis yang diterbitkan di jurnal Clinical Nutrition, para peneliti dari University of Toledo memeriksa data dari 26 studi yang berbeda dan berfokus pada peran vitamin, khususnya vitamin C, vitamin D, dan zinc dalam mengobati COVID-19.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa vitamin tidak mengurangi kemungkinan pasien meninggal disebabkan oleh penyakit tersebut.

Baca Juga: Tujuan Sarapan Memberikan Energi, Ini Waktu Sarapan Ideal Menurut Pakar Gizi

Residen penyakit dalam di The University of Toledo College of Medicine and Life Sciences, Azizullah Beran, MD, seperti dikutip dari Health, Rabu, 2 Maret 2022, kemarin, mengatakan banyak orang memiliki kesalahpahaman bila mengonsumsi zinc, vitamin D, atau vitamin C, itu dapat membantu hasil klinis COVID-19. Menurut dia, pendapat ini belum terbukti benar.

Akan tetapi, tidak berarti vitamin itu buruk atau tidak perlu untuk dikonsumsi, kecuali jika diindikasikan oleh dokter karena kekurangan, zat gizi mikro ini tidak akan membantu dalam mencegah atau mengobati COVID-19.

Mikronutrien seperti vitamin C, vitamin D, dan zinc sendiri sudah lama disebut-sebut sebab khasiatnya untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan itulah sebabnya, pada awal pandemi COVID-19, penyedia layanan kesehatan memandangnya sebagai terapi potensial.

Baca Juga: Begini Kondisi Key SHINee Usai Positif Covid-19

Untuk analisis baru, para peneliti berupaya menentukan seberapa membantunya vitamin itu dalam mencegah COVID-19, serta melindungi dari penyakit parah dan kematian.

Mereka lantas mempelajari 26 studi peer-review berbeda yang melibatkan lebih dari 5.600 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.

Hasilnya, tidak ada pasien yang menerima suplementasi vitamin C, vitamin D, atau zinc mendapatkan manfaat terkait risiko kematian, artinya mereka tidak lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal dibandingkan dengan pasien yang tidak menerima suplemen.

Baca Juga: Pulang dari Luar Negeri, Jacob THE BOYZ Dinyatakan Positif Covid-19

"Vitamin tidak akan mencegah kematian akibat COVID-19," kata Dr. Behran.

Dari ketiga zat gizi mikro, vitamin D menunjukkan beberapa manfaat bagi pasien COVID-19. Menurut para peneliti, suplementasi vitamin D dikaitkan dengan tingkat intubasi yang lebih rendah dan masa rawat inap yang lebih singkat di antara pasien COVID-19, tetapi diperlukan lebih banyak bukti untuk mendukung temuan tersebut.

Alih-alih mencoba melengkapi dengan mikronutrien, para peneliti mengatakan lebih baik fokus pada terapi yang sudah terbukti secara drastis mengurangi insiden penyakit parah dan kematian akibat COVID-19 yakni vaksin.

"Penting bagi orang untuk memahami bahwa mengonsumsi banyak suplemen ini tidak menghasilkan hasil yang lebih baik," ujar profesor kedokteran di University of Toledo, Ragheb Assaly, MD.

Menurut dia, pesan penting lainnya yakni suplemen mikronutrien tidak akan mengimbangi kurangnya vaksinasi atau membuat Anda tidak membutuhkan vaksin.

Dr. Beran menambahkan, kunci dalam memerangi COVID-19 yakni pencegahan daripada pengobatan, antara lain vaksinasi, mempraktikkan jarak fisik, dan memakai masker.

Lalu, apakah vitamin pernah membantu untuk COVID-19? Meskipun vitamin jelas tidak terkait dengan penurunan risiko kematian akibat COVID-19, Anda masih membutuhkan banyak nutrisi ini untuk kesehatan tubuh. Kekurangan salah satu dari zat ini dapat berdampak negatif pada kemampuan sistem kekebalan Anda untuk melawan infeksi.

"Dalam beberapa hal, tubuh dan sistem kekebalannya seperti mobil. Anda membutuhkan semua bagian yang berfungsi dan dalam kondisi baik," tutur profesor epidemiologi dan nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, dan profesor kedokteran di Harvard Medical School, Walter Willett, MD, DPH.

Satu studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE menemukan, orang dengan kekurangan vitamin D lebih mungkin mengalami penyakit parah atau kematian akibat COVID-19.

Tetapi para peneliti menyimpulkan studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah dan kapan suplementasi vitamin D pada mereka yang kekurangan dapat berdampak pada hasil klinis.

"Kami tahu orang-orang dengan kadar vitamin D yang rendah mengalami kondisi yang lebih buruk dengan COVID-19, tetapi kami tidak tahu apakah mengonsumsi D pada saat Anda terpapar akan membuat perbedaan atau tidak," ujar ahli gastroenterologi di Johns Hopkins Medicine dan profesor kedokteran di Johns Hopkins School of Medicine, Gerard Mullin, MD.

Jadi, mengkonsumsi vitamin atau suplemen bukanlah cara yang dapat diandalkan untuk melindungi diri Anda dari COVID-19 atau meninggal karenanya.

Jika Anda akhirnya mengonsumsi suplemen yang tidak diperlukan atau tidak direkomendasikan oleh dokter, Anda malah meningkatkan risiko efek samping atau bahkan keracunan vitamin, kata Dr. Willett.

Tetapi jika Anda kekurangan vitamin apa pun berdasarkan diagnosis dokter Anda dari tes darah sederhana, penyedia layanan kesehatan Anda mungkin merekomendasikan suplementasi.

Melengkapi vitamin D secara khusus, jika Anda kekurangan, dapat membantu kesehatan tulang, otot, jantung, dan kekebalan Anda. Tetapi jika Anda tidak memiliki indikasi medis untuk vitamin, maka vitamin tersebut tidak akan memengaruhi hasil klinis Anda jika Anda terkena COVID-19, menurut Dr. Beran.

Jika Anda curiga Anda kekurangan vitamin apa pun, sembari menunggu diagnosis dokter, Anda dapat mempertimbangkan untuk menambah asupan buah, sayuran, dan makanan sehat lainnya, karena suplemen tidak bisa menggantikan diet sehat.***

Editor: Ahmad Zamzami

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah