Bahaya Gas Air Mata, Begini Cara Pertolongan Pertama Bagi yang Terpapar

- 2 Oktober 2022, 14:35 WIB
Foto Ilustrasi Penggunaan gas air mata. / tangkap layar Youtube
Foto Ilustrasi Penggunaan gas air mata. / tangkap layar Youtube /

Kegagalan pernapasan mungkin jarang terjadi namun, dapat terjadi akibat spasme laring yang menghambat jalan nafas sehingga ventilasi bantuan mungkin diperlukan.

Baca Juga: Gara-gara Gas Air Mata, Tragedi di Lima, Peru Bermula

Dapat terjadi eksaserbasi asma, emfisema (kerusakan alveolus) atau bronchitis pada mereka yang memiliki kondisi tersebut sebelumnya, ataupun bisa juga tidak. Hanya saja, asma bisa terjadi karena alergi akibat menanggapi agen.

Pertolongan untuk paparan kulit, juga bisa menjadi target paparan gas air mata. Paparan pada kulit harus didekontaminasi secara menyeluruh dengan air mengalir dan sabun untuk menghilangkan kontaminasi dan menenangkan sensasi terbakar.
Wajah juga harus dibersihkan dari partikel-partikel sebelum disabun. Sebagian telah menggunakan minyak nabati.

Apabila air liur yang telah terkontamisani tertelan, juga dapat menyebabkan muntah dan diare. Biasanya gejala gastrointestinal keseluruhan sembuh secara spontan, dan pengobatan spesifik lebih lanjut tidak dibutuhkan.

Namun, jika muntah atau diare terus berlanjut atau parah, ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan elektrolit, asidosis (penumpukan asam dalam darah), syok, kejang, obtundasi (penurunan kesadaran) dan hipokal- aemia (kadar kalium yang rendah dalam darah). Dalam situasi ini, pasien mungkin memerlukan perawatan penggantian elektrolit

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dede Nasrullah, mengungkapkan gas air mata mengandung tiga kumpulan bahan kimia salah satunya yang sering digunakan adalah chloroacetophenone yang disingkat dengan CN dan chlorobenzylidenemalononitrile atau yang disingkat CS.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, IPW Desak Kapolri Cabut Izin Penyelenggaraan Kompetisi BRI Liga 1

Paparan bahan kimia tersebut secara langsung dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit.

"Senyawa CS ini biasanya diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa," kata Dede dikutip dari Antara, Minggu, 2 Oktober 2022.

Halaman:

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah