Mereka yang Memilih Pena adalah Senjata, jadi Tulisan Hingga Pengasingan

- 1 Oktober 2021, 17:06 WIB
Para pejuang dengan pena.
Para pejuang dengan pena. /Grafis ilustrasi ANTARA/Erie/Perdinan/

Tirto Adhi Suryo dikenal sebagai Sang Pemula, Bapak Pers Nasional. Di tangan Tirto, lahir beberapa surat kabar berbahasa Melayu, seperti Soenda Berita, Medan Prijaji, Soeloeh Keadilan dan Poetri Hindia (media massa pribumi pertama khusus perempuan).

Soenda Berita (1903) menjadi menjadi langkah awal pers nasional karena surat kabar tersebut dikelola, disunting dan diterbitkan oleh bumiputra. Sementara Medan Prijaji (1907) yang awalnya terbit mingguan, menjadi surat kabar harian besar.

Surat kabar ini memiliki rubrik pengaduan warga yang masalah-masalah itu akan dijawab dan diberikan penyuluhan hukum. Ada sekitar 225 warga yang mengadu lewat Medan Prijaji.

Singkatnya, Medan Prijaji berdiri menjadi corong public. Lewat Medan Prijaji, Tirto mengkritik secara tajam kesewenang-weneangan pejabat. Tidak hanya itu, dia juga memberikan pembelaan terhadap warga yang mendapatkan perlakuan tidak adil.

Atas kritikannya lewat surat kabar, Tirto dua kali dikenakan sanksi oleh pemerintah Hindia-Belanda dengan diasingkan ke Teluk Betung, Lampung (1909) dan Pulau Buru atau juga Bacan (1912).***

Halaman:

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah