Mengenal 'Mental First Aid Kit' demi Awasi Perkembangan Anak di Era Kenormalan Baru

- 21 Desember 2021, 07:41 WIB
Ilustrasi Perlunya manajemen penggunaan gadget pada anak
Ilustrasi Perlunya manajemen penggunaan gadget pada anak /Riffa Anggadhitya/Pixabay.com


SUARA TERNATE - Pada masa pandemi seperti sekarang, kesehatan mental anak-anak seringkali luput dari perhatian para orang tua, terutama dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di era kenormalan baru yang memberikan banyak tantangan terhadap anak usia sekolah, seperti itulah yang disampaikan Psikolog dan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya, Reneta Kristiani, M.psi.
 
Berdsarkan hasil penelitian Mental Health First Aid USA di tahun 2021, membuktikan bahwa satu dari lima anak berusia 13--18 tahun (22 persen) menderita gangguan kesehatan mental yang parah di beberapa titik selama hidup mereka.
 
Di rentang usia itu, adalah usia anak didik yang saat ini tengah menjalani KBM baik dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ), pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas, maupun campuran.

Baca Juga: Ini Pentingnya Deteksi Dini Kanker Paru Menurut Ahli!

Faktanya, PJJ selama pandemi sekarang ini berdampak terhadap aspek psikososial murid, dimulai dari perasaan bosan, khawatir, burn out, hingga learning loss.
​​
Dalam mendampingi anak-anak dalam proses peralihan metode belajar, orang tua dan guru bisa melakukan "Mental First Aid Kit", yakni Look, Listen dan Link.
 
"Ketiga tahapan tersebut menjadi tanggung jawab sekolah (guru), orangtua dan siswa yang merupakan sistem (The Teaching Triangle). Setelah melakukan pengamatan pada murid, maka selanjutnya adalah 10 langkah pertolongan Mental First Aid," kata Reneta dalam webinar persembahan Satkaara Berbagi berkolaborasi dengan Rumah Guru BK, dikutip Senin.

Baca Juga: Tak Perlu Berikan Paracetamol kepada Anak setelah Divaksin, Simak Penjelasan Ahli!
 
10 langkah pertolongan Mental First Aid meliputi : Bersiap-siaplah, Perhatikan, Mendengar dan menyimak, Bertanya, Memberikan respons yang empatik, Belajar, Hadir, Tunjukkan kepedulian dan kasih yang tanpa syarat, Rujuk untuk mendapatkan bantuan profesional serta Menjaga kesehatan mental diri sendiri.
 
"Kerjasama antara The Teaching Triangle diperlukan dalam menerapkan Mental First Aid Kit yang nantinya akan menghasilkan perubahan baik First Order Change maupun Second Order Change demi KBM dengan kesehatan mental murid yang tetap terjaga," ujarnya.
 
Perubahan kecil namun dilakukan terus menerus dan konsisten disebut First Order Change.

Baca Juga: Ini Empat Area Tumbuh Kembang Anak yang Dinilai Dokter

Dalam KBM biasanya diwujudkan dengan Kelas lebih kecil, Jam belajar berkurang/bertambah, pendampingan dari guru dan orangtua saat KBM berlangberla

Adapun Second Order Change adalah perubahan mendasar yang bersifat transformasional. Misalnya dengan menerapkan strategi belajar baru, filosofi dan metode pengajaran baru serta perubahan relasi.
 
"Para guru dan orangtua jangan hanya berfokus pada apa yang dihasilkan murid. Yang lebih penting adalah proses dan perubahan nilai lebih dalam lagi. Bagaimana menjalin relasi dengan baik antara murid dengan guru. Bagaimana guru dan orangtua memastikan anak dapat belajar dengan baik," kata dia melanjutkan.
 
Dari sisi tenaga pendidik, Guru BK SMPN 18 yang juga anggota KGSB, Siti Aisyah, M.Pd., Kons mengatakab selama pandemi murid mengalami berbagai permasalahan dalam KBM.
 
Masalah yang dihadapi mulai dari tingkat pemahaman yang kurang karena kendala PJJ, tugas yang menumpuk sehingga bingung dalam memprioritaskan, terlalu acuh pada KBM, beban pikiran hingga kecemasan dan ketakutan yang membuat mereka enggan sekolah.
 
Menyiasati hal ini, Siti pun menerapkan pendekatan secara bertahap. Dimulai dari cyber counseling melalui chat, DM, telpon ataupun videocall. Cyber counseling ini dinilai Siti sangat efektif dalam mengatasi keterbatasan di masa pandemi. Senada dengan Reneta, Siti pun berupaya menjalin komunikasi yang harmonis dengan orangtua murid. Lewat undangan untuk datang ke sekolah ataupun melalui home visit.

"Jangan lupa bahwa semua yang guru lakukan harus dikoordinasikan dengan pihak sekolah supaya kita mendapatkan support system dari kegiatan yang dilakukan. Saya punya group WAG dengan para orang tua untuk menyampaikan informasi penting dan menyapa supaya mereka merasa dekat dengan saya," kata Siti.
 
Satkaara Berbagi kembali berkolaborasi dengan Rumah Guru BK menghadirkan Webinar bagi para tenaga pendidik yang tergabung dalam Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB).
 
Webinar yang diselelenggarakan pada Sabtu, 18 Desember 2021 melalui platform zoom ini diikuti 193 guru anggota KGSB dan mengangkat tema Mental Health First Aid (MHFA) Kit.
 
Tema MHFA ini dipilih berdasarkan poling nasional yang dilakukan per November 2021 kepada 106 guru ditingkat SD hingga SMA dari 20 provinsi. Poling tersebut menanyakan seputar permasalahan yang sering ditemui guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), termasuk cara mengenal dan merespon gejala kesehatan siswa dengan tepat untuk perkembangan mental yang positif.***

Editor: Ahmad Zamzami

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah