KKP Teliti Arkeologi Maritim Tidore, Penguatan Narasi Sejarah Maritim Nusantara

- 11 Desember 2021, 11:33 WIB
Ilustrasi. Di perairan Tidore terdapat situs kapal tenggelam yang dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata selam unggulan di Maluku Utara.
Ilustrasi. Di perairan Tidore terdapat situs kapal tenggelam yang dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata selam unggulan di Maluku Utara. /Pixabay/Jhovani Serralta/

Baca Juga: Tinggalan Megalitik di Moti, Tidore, dan Halmahera Berkaitan dengan Konsep Pemujaan Leluhur

Kepala Pusat Riset Kelautan (Pusriskel) KKP, Nyoman Radiarta, dalam rilis di Jakarta, Jumat 10 Desember 2021 menyebutkan bahwa salah satu potensi pengembangan pariwisata bahari di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia adalah wisata selam kapal tenggelam.

Menurut dia, wisata selam kapal tenggelam dinilai akan menawarkan petualangan baru bagi para penyelam dan memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan masa lalu manusia karena kapal karam adalah kapsul waktu bersejarah.

Ia menyatakan, pengembangan wisata kapal karam yang berkelanjutan dan bertanggung jawab memerlukan riset sebagai dasar ilmiah untuk bahan pijakan para pengambil kebijakan baik di pemerintahan pusat maupun daerah.

Dengan itu, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) melalui Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP) Pusriskel melaksanakan kegiatan riset Kajian Potensi Arkeologi Maritim Situs Kapal Tenggelam untuk Pengelolaan Wisata Bahari Berkelanjutan dan Penguatan Narasi Sejarah dan Budaya Maritim di Tidore pada tahun 2019 dan 2021.

Baca Juga: Tajibesi: Debus Ala Maluku Kie Raha yang Berperan Bangkitkan Semangat Perlawanan terhadap Kolonial

"Shipwreck diving dapat memberikan pengalaman berbeda yang unik, tidak biasa, spektakuler, inspiratif, dan mempesona kepada para wisatawan penyelam. UNESCO menyebutkan bahwa sumber daya kapal karam sangat penting untuk sejarah maritim negara bersangkutan dan dapat menarik para penyelam dan penggemar sejarah untuk mendapatkan pengalaman dan mempelajari situs warisan bawah laut secara langsung," terang Nyoman.

Ilustrasi. Kegiatan riset juga dilaksanakan untuk mengidentifikasi kondisi, profil, dan potensi situs kapal karam di perairan Kelurahan Tongowai dan Tanjung Soasio.
Ilustrasi. Kegiatan riset juga dilaksanakan untuk mengidentifikasi kondisi, profil, dan potensi situs kapal karam di perairan Kelurahan Tongowai dan Tanjung Soasio.

Walikota Tidore Kepulauan, Ali Ibrahim, dalam keterangan tertulis yang dikutip Suara Ternate dari Antara menyatakan bahwa nilai tinggi yang dikandung benda muatan kapal tenggelam (BMKT) mendasari pemerintah untuk mengelola BMKT karena BMKT adalah milik bangsa dan identitas sebagai negara maritim.

Pihaknya menekankan bahwa BMKT memiliki nilai yang kompleks, tidak saja secara ekonomi tapi juga sejarah dan ilmu pengetahuan.

Halaman:

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah